Jemaah masjid Aolia di Gunungkidul akan melaksanakan salat Idul Fitri Jumat (5/4) besok. Meski demikian, mereka tidak menyelenggarakan takbiran di masjid malam ini. Berikut alasannya.
"Memang dari dulu kita nggak pernah (takbiran)," kata menantu imam masjid Aolia KH Ibnu Hajar Pranolo, Daud, saat dihubungi detikJogja, Kamis (4/4/2024) malam.
Daud mengatakan, pihaknya tidak pernah mengadakan takbiran pada malam sebelum Idul Fitri versi mereka demi menjaga agar tidak menimbulkan fitnah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kita hari rayanya selalu beda. Lebih baik mengalah untuk tidak ramai. Ibadah itu hakiki," ujar dia.
Salat Idul Fitri di Aula Rumah Imam
Daud mengatakan, jemaah masjid Aolia akan melaksanakan salat Idul Fitri pada Jumat (5/4). Salat Id akan dilaksanakan di aula rumah Imam masjid Aolia, KH Ibnu Hajar Pranono yang akrab disapa Mbah Benu di Padukuhan Panggang III, Kalurahan Giriharjo, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul.
Adapun hari ini, Kamis (4/4), merupakan hari terakhir mereka berpuasa. Daud mengatakan, salat Id jemaah masjid Aolia akan diimami oleh Mbah Benu.
Setelah salat Id, jemaah masjid Aolia akan melaksanakan salat Jumat pada siang harinya. "Tidak ada acara halalbihalal," ujar dia.
Penjelasan Kemenag Gunungkidul
Diberitakan sebelumnya, jemaah masjid Aolia mulai menunaikan puasa Ramadan lebih awal yakni pada Kamis 7 Maret 2024. Terkait itu, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Gunungkidul telah memberikan penjelasan.
"Kemenag sudah klarifikasi ke Mbah Ibnu (Imam masjid Aolia, KH Ibnu Hajar Pranolo) mengapa mulai tarawihnya tadi malam. Sudah ketemu dan (Ibnu) menyampaikan penjelasan bahwa itu berdasarkan keyakinan beliau," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Gunungkidul, Sa'aban Nuroni, kepada detikJogja melalui telepon, Kamis (7/3/2024) lalu.
Nuroni menerangkan pihaknya menghormati sikap kelompok yang memiliki keyakinan berbeda mengenai awal maupun akhir Ramadan.
Perihal jemaah masjid Aolia melaksanakan ibadah Ramadan lebih awal, Nuroni membenarkan hal tersebut. Dia menyebutkan hal tersebut selalu terjadi sejak lama.
Meski demikian, biasanya Jemaah Aolia hanya berbeda satu hingga dua hari dari kalender pemerintah. Sedangkan pada tahun ini perbedaannya mencapai tiga hingga empat hari.
"Tetapi memang untuk tahun ini khas, ya. Khasnya bedanya kan tiga sampai empat hari dari umumnya umat Islam melaksanakan puasa. Kemarin kan biasanya jaraknya satu hari sampai dua hari," jelasnya.
Adapun mengenai jemaah Aolia, lanjutnya, kelompok tersebut tidak memiliki perbedaan dengan masyarakat muslim pada umumnya. Adapun perbedaannya hanya di sistem penanggalan yang juga sering dijumpai pada kelompok lain.
"Tapi yang tidak bareng (dengan jadwal puasa Ramadan yang ditetapkan pemerintah) itu kan bukan hanya jemaah masjid Aolia tetapi juga ada ormas lain," kata Nuroni saat itu.
(dil/rih)
Komentar Terbanyak
Sederet Fakta Heboh Surat Perjanjian SPPG Minta Rahasiakan Kasus Keracunan
Asal-usul Nama Kue Kontol Kejepit yang Unik, Kenapa Dinamakan Demikian?
Cara Membuat Kue Kontol Kejepit yang Rasanya Manis, Cocok untuk Pendamping Kopi