Kasus Antraks Mencuat, Ini Tips Memilih Daging Sehat

Kasus Antraks Mencuat, Ini Tips Memilih Daging Sehat

Dwi Agus - detikJogja
Kamis, 14 Mar 2024 18:12 WIB
Top view of an iron grill with two fresh beef steak fillets on wooden kitchen table filled with cooking and seasoning ingredients. DSRL studio photo taken with Canon EOS 5D Mk II and Canon EF 100mm f/2.8L Macro IS USM
Ilustrasi daging. Foto: Istock
Jogja -

Kasus antraks mencuat di Kabupaten Gunungkidul dan Sleman, DIY. Kasus antraks ini dipicu brandu, yakni menyembelih hewan ternak seperti kambing dan sapi yang sakit, sekarat, atau mati mendadak, lalu dagingnya dimakan warga.

Tidak mudah membedakan daging sehat dan yang diduga terkontaminasi antraks.

"Ciri khusus daging kena antraks agak susah dikenali tapi konsumen harus mengenali daging yang segar," kata Kabid Perikanan dan Kehewanan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Jogja drh. Sri Panggarti, saat ditemui di Kantor Wali Kota Jogja, Kamis (14/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, paparan baru bisa diketahui dari uji sampel. Sementara untuk masyarakat awam tak memungkinkan lakukan uji sampel saat itu juga.

Walau begitu dia mengimbau agar masyarakat lebih cermat dalam memilih daging. Acuannya adalah ciri utama daging segar. Di antaranya daging berwarna merah cerah untuk sapi, lalu memiliki aroma khas.

ADVERTISEMENT

"Daging segar itu konsistensinya kenyal jadi tidak begitu berair. Lalu kalau harganya murah ya sebaiknya kita patut untuk curiga," jelasnya.

Kabid Perikanan dan Kehewanan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Jogja, drh. Sri Panggarti, Kamis (14/3/2024).Kabid Perikanan dan Kehewanan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Jogja, drh. Sri Panggarti, Kamis (14/3/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja

Panggarti membeberkan ciri ini sebagai antisipasi daging brandu, yakni daging berasal dari hewan ternak yang sakit, sekarat, atau mati lalu disembelih. Disebutnya, pertimbangan menyembelih karena peternak merasa tak ingin rugi atau sayang jika dagingnya tidak dimanfaatkan. Setelahnya, dagingnya dibagikan atau diperjualbelikan dengan harga di bawah pasaran.

"Konsumen wajib paham dalam memilih daging, apalagi lalu lintas ternak dan daging saat ini meningkat karena bulan Ramadan," pesannya.

Sebagai antisipasi, pihaknya melakukan pengawasan secara ketat. Fokusnya adalah lalu lintas hewan ternak maupun daging yang masuk Kota Jogja. Di mana wajib melampirkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari daerah asal keberangkatan.

Pihaknya juga mewajibkan pemotongan hewan ternak melalui Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang pengawasan hewan ternak berlangsung sangat ketat dan adanya juru sembelih serta dokter hewan yang siaga.

"Menjelang Idul Adha kami dari dinas juga selain memantau lalu lintas daging juga melakukan pembinaan dan edukasi ke peternak termasuk juga kewaspadaan di RPH. Sapi dan kambing domba yang akan dipotong harus dipastikan sehat meskipun selama ini juga seperti itu untuk saat ini akan kami terus tingkatkan," imbuhnya.




(rih/apu)

Hide Ads