Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 H yang jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025, masyarakat bersiap menyambut momen penyembelihan hewan kurban. Tak jarang, tradisi ini dimanfaatkan untuk menyantap aneka olahan daging dalam jumlah besar. Namun, hati-hati, terutama bagi kelompok lansia!
Spesialis Penyakit Dalam RS Assakinah Medika Sukodono dr. Ahmad Harissul Ibad, SpPD mengingatkan pentingnya menjaga porsi dan cara konsumsi daging, khususnya bagi lansia yang lebih rentan terhadap penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, dan asam urat.
"Protein dalam daging kurban seperti sapi atau kambing memang baik untuk lansia, terutama dalam mencegah sarkopenia atau penurunan massa otot. Tapi, konsumsi yang tidak tepat justru bisa memicu masalah kesehatan," ujar dr. Ahmad kepada detikJatim, Kamis (5/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Porsi Aman untuk Konsumsi Daging
Menurut dr. Ahmad, porsi konsumsi daging ideal untuk orang sehat adalah sekitar 100-150 gram per hari. Sedangkan untuk lansia atau penderita penyakit kronis, sebaiknya dibatasi hanya 50-80 gram per hari atau setara 2-3 potong kecil, maksimal 3 kali seminggu.
"Yang sering kita temui saat Idul Adha, masyarakat konsumsi daging berlebihan. Padahal, kalau punya darah tinggi atau diabetes, bisa langsung terasa seperti nyeri kepala, nyeri sendi, hingga gangguan pencernaan," tambahnya.
Tips Pilih dan Olah Daging yang Aman
dr. Ahmad juga memberikan tips memilih dan menyimpan daging kurban yang sehat:
- Pilih daging yang segar, berwarna merah cerah, tidak berlendir, dan tidak berbau.
- Potong kecil-kecil sebelum dimasak atau disimpan untuk menghindari pencairan berulang.
- Simpan di chiller maksimal 2-3 hari, atau di freezer agar tahan beberapa minggu.
"Proses masaknya juga penting. Hindari menggoreng atau memakai santan berlebihan. Lebih baik direbus, dikukus, atau dipanggang. Pastikan daging benar-benar matang agar kuman seperti salmonella tidak menyebabkan keracunan," jelasnya.
Metode Piring Seimbang
Agar asupan tetap sehat, dr. Ahmad menyarankan metode "piring seimbang" saat makan:
- Β½ piring berisi sayuran (brokoli, wortel, bayam, kangkung)
- ΒΌ piring berisi protein (daging tanpa lemak)
- ΒΌ piring berisi karbohidrat kompleks (nasi merah, kentang, ubi)
"Kombinasi serat dari sayur dan buah penting untuk mengikat lemak serta menjaga pencernaan tetap lancar. Buah yang disarankan seperti apel, pir, pepaya, atau stroberi untuk penderita diabetes," ungkapnya.
Waspadai Gejala Setelah Konsumsi Daging
dr. Ahmad mengingatkan, bila setelah makan daging muncul gejala seperti nyeri perut, mual, muntah, diare, pusing berat, atau nyeri sendi, segera periksakan ke rumah sakit.
"Itu bisa jadi tanda keracunan makanan, hipertensi, atau asam urat tinggi. Jangan tunda, karena bisa berbahaya terutama bagi lansia," pungkasnya.
(irb/hil)