Awal Mula Warga Prambanan Konsumsi Ternak Mati hingga Jalani Uji Sero Survei

Awal Mula Warga Prambanan Konsumsi Ternak Mati hingga Jalani Uji Sero Survei

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Minggu, 10 Mar 2024 18:53 WIB
Scientist is analyting blood sample for Anthrax.
Ilustrasi. Foto: Getty Images/iStockphoto/vchal
Sleman -

Puluhan warga Padukuhan Kalinongko Kidul, Kalurahan Gayamharjo, Kapanewon Prambanan, Sleman menjalani uji sero survei usai berkontak dengan hewan ternak yang tiba-tiba mati. Bagaimana awal mula peristiwa itu?

Dukuh Kalinongko Kidul Marjoko mengatakan awalnya ada tujuh hewan ternak milik warga Kalinongko Kidul, Gayamharjo, Prambanan, Sleman yang mati mendadak. Dia mengatakan ternak yang mati yakni satu ekor sapi dan enam ekor kambing.

"Jumlahnya sapi ada satu, kemudian kambing ada enam," kata Marjoko saat dihubungi wartawan, Minggu (10/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menceritakan, awalnya ada empat ekor kambing yang mati sekitar tiga sampai empat hari sebelum pemilu atau tanggal 10-11 Februari lalu. Satu kambing dikubur dan tiga lainnya dibrandu.

"Itu kemudian yang satu (kambing) dikubur karena tidak tahu matinya. Kemudian yang tiga (kambing) itu sebenarnya belum mati tapi kalau didiamkan pasti mati itu langsung disembelih. Kemudian kalau orang kampung ngaranine (menyebutnya) dibrandu, kemudian dibagikan ke wilayah setempat, yang tiga (kambing)," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Tak berselang lama, satu ekor sapi ikut mati. Lagi-lagi warga membrandu ternak itu dan dibagikan ke sekitar 30 KK.

"Kemudian yang sapinya juga ikut mau mati kemudian juga disembelih sama yang punya, kemudian lagi-lagi dibrandu lagi dibagikan ke warga sekitar 30-an KK," katanya.

"Bagikan daging itu kalau yang makan kalau 50 orang juga ada," imbuhnya.

Selang beberapa hari, dua ekor kambing lainnya muncul tanda-tanda mau mati. Oleh pemiliknya satu ekor kambing lalu disembelih dan dibagikan dagingnya.

Sementara satu ekor lainnya dibawa ke wilayah Gunungkidul yang hanya berjarak ratusan meter dari padukuhan tersebut.

"Kemudian dua hari, kambing yang dua itu juga ikut mati. Tapi sebelum mati disembelih, lagi-lagi yang satu dibrandu. Nah kemudian yang satu kambing tadi terakhir itu kemudian disembelih di situ dibawalah ke wilayah (Gunungkidul), letake dari tempat saya ya cuma 200 meter," ujarnya.

Menurutnya, warga yang mengonsumsi daging tersebut mengalami gejala diare, pusing, dan lain sebagainya.

"Yang mengonsumsi itu menurut keterangan yang pada hadir tadi itu ada yang kena gejala diare, ada yang pusing muntah-muntah, perutnya sakit, panas," katanya.

Sebelumnya, seorang warga Gedangsari, Gunungkidul menjadi suspek antraks usai menyembelih ternak mati di Sleman. Saat ini Pemkab Sleman tengah melakukan penelusuran.

Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman mengakui ada hewan ternak yang mati mendadak di Kapanewon Prambanan. Meski begitu, hewan mati tersebut masih belum bisa dipastikan suspek antraks.

"Kalau laporan ada (laporan hewan mati), tapi (soal antraks) saya masih nunggu investigasi kawan-kawan saya sampai datanya komplit. Tiga hari ini kawan-kawan saya sudah turun di lapangan," jelas Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono kepada detikJogja melalui telepon, Sabtu (9/3).

Dia mengungkapkan masih belum bisa memastikan jumlah hewan yang mati mendadak tersebut. Meski begitu, Suparmono menerangkan pihaknya sudah melakukan mitigasi.

"Lingkungan kandang di sekitar sana sudah disemprot disinfektan dan sebagainya," katanya.

Sementara itu, berdasarkan data Dinkes Sleman, sebanyak 26 warga di Padukuhan Kalinongko Kidul, sempat melakukan kontak dengan hewan ternak yang tiba-tiba mati menindaklanjuti dengan melakukan uji sero survei.

"Kalau sero survei sepertinya kemarin sudah diambil beberapa sampel darah dan satu swab kulit. Dan sudah dikirim ke lab. 26 sampel darah dari warga yang kontak," jelas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sleman, Khamidah Yuliati, kepada wartawan melalui pesan singkat, Sabtu (9/3).

Yuli menerangkan pengambilan sampel darah itu dilakukan sebab warga mengonsumsi daging kambing yang mati mendadak atau kontak langsung dengan binatang tersebut.

"Bisa kontak langsung dengan binatang (yang mati mendadak) dan bisa juga yang makan dagingnya," ucapnya.




(apl/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads