Bantul Bangun ITF Pusat Karbonasi Bawuran, Ubah Sampah Jadi Bahan Furniture

Bantul Bangun ITF Pusat Karbonasi Bawuran, Ubah Sampah Jadi Bahan Furniture

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Kamis, 07 Mar 2024 20:51 WIB
Lokasi Intermediate Treatment Facility (ITF) pusat karbonasi di Bawuran, Pleret, Bantul.
Lokasi Intermediate Treatment Facility (ITF) pusat karbonasi di Bawuran, Pleret, Bantul. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja.
Bantul -

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantuk memulai ground breaking kawasan pengolahan sampah Intermediate Treatment Facility (ITF) pusat karbonasi di Bawuran, Pleret, Bantul. Nantinya ITF itu mampu mengolah sampah menjadi kompos, panel-panel hingga bahan baku furniture.

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan, saat ini mengejar target kemandirian pengelolaan sampah di Kabupaten Bantul. Apalagi pada akhir bulan April TPA Piyungan bakal tutup total.

"Akhirnya kita bisa memulai pembangunan ITF pusat karbonasi Bawuran yang kita serahkan pengelolaannya kepada Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Aneka Dharma," katanya kepada wartawan di Bawuran, Pleret, Bantul, Kamis (7/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Halim melanjutkan, ITF Bawuran merupakan proyek yang cukup heroik, karena berlangsung di tengah keterbatasan dan di tengah masalah besar yang dihadapi yaitu masalah sampah. Belum lagi, Pemkab harus mengejar Bantul bersih sampah tahun 2025.

"Proyek ini kita percepat dengan penuh keyakinan bahwa masalah di Kabupaten Bantul harus bisa kita selesaikan. Tadi disampaikan oleh pak direktur untuk Bawuran di bulan akhir bulan April (selesai). Untuk (TPST) Modalan dan Dingkikan (selesai) bulan September," ujarnya.

ADVERTISEMENT
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih saat memberikan keterangan, Kamis (7/3/2024).Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih saat memberikan keterangan, Kamis (7/3/2024). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja

Sehingga ke depannya Bantul akan melakukan pengelolaan sampah secara mandiri. Di mana setiap hari ada ratusan ton sampah dan tidak keluar dari Bantul.

"Bantul bisa menyelesaikan sendiri, bisa mengolah sendiri sampah, bahkan mengolahnya menjadi sumber daya ekonomi baru yang bernilai ekonomi tinggi," ujarnya.

Seperti halnya, dari sampah organik bisa ditransformasi menjadi kompos dan budidaya maggot. Sedangkan sampah nonorganik bisa didaur ulang menjadi salah satunya panel-panel papan untuk bahan baku furniture kemudian juga untuk dijadikan pipa PVC.

"Kemudian lagi menjadi barang-barang seni dari kreatifitas seniman kita yang kerap kita sebut upcycle. Ini nanti akan diproduksi di samping juga salah satunya adalah RDF, sebagai bahan bakar industri semen di Cilacap," katanya.

"Jadi hasil pengolahan sampah di Bantul itu wujudnya akan beragam. Bahkan kita masih merancang dari sampah ini bisa kita produk listrik, teknologinya sudah ada. Nantinya semua itu bertahap," lanjut Halim

Direktur Perumda Aneka Dharma, Yuli Budi Sasangka menambahkan, kapasitas ITF Bawuran mencapai 70 ton dan bisa mengolah sampah 50 ton per hari. Nantinya ITF tersebut menghasilkan high value sampah berupa plastik dan sampah-sampah nonorganik lainnya sekitar 30%, dan itu juga akan menghasilkan nilai ekonomi yang semakin tinggi.

"Untuk anggaran pembangunan ITF sendiri mencapai Rp 15-17 miliar dan ditargetkan selesai akhir bulan April," ujarnya.

Menyoal teknis pengolahan sampah di ITF Bawuran, Yuli mengungkapkan nantinya sampah yang masuk menjalani pemilahan. Selanjutnya, sampah yang memiliki value dipisahkan dan nonvalue dikarbonasi.

"Dari situ (karbonasi) dihasilkan abu halus untuk campuran pengerasan jalan dan batako. Jadi untuk proses pembakaran nanti tanpa mengeluarkan asap," ucapnya.

Apabila semua berjalan lancar, nantinya kapasitas ITF Bawuran akan ditingkatkan. Sehingga ITF itu bisa lebih banyak lagi mengolah sampah dan menghasilkan benda yang sarat akan nilai ekonomi.

"Ke depannya akan kita tingkatkan kapasitasnya. Tidak hanya proses insenerasi saja di sini, tapi segera kita susul dengan komposting," katanya.

"Dan nanti juga akan kerjasama dengan pihak ketiga untuk membangun satu industri bahan baku furniture dari sampah. Juga nanti akan dikembangkan lagi produksi listrik dari pembakaran sampah," imbuh Yuli.




(apl/ahr)

Hide Ads