Siswa Difabel Gunungkidul Cekcok hingga Jari Patah, Sekolah: Bukan Bullying

Siswa Difabel Gunungkidul Cekcok hingga Jari Patah, Sekolah: Bukan Bullying

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Jumat, 23 Feb 2024 15:46 WIB
Ilustrasi kekerasan anak Bullying
Ilustrasi perundungan. Foto: Ilustrasi oleh Edi Wahyono
Gunungkidul -

Seorang siswa disabilitas kelas 1 SMP di Gunungkidul diduga mendapatkan perundungan atau bullying dari temannya hingga mengalami patah kelingking. Terkait kejadian itu, Sekolah membantah sebagai aksi perundungan.

Kepala Sekolah terkait, Sutoto Sudarujian, mengatakan kejadian tersebut bukan termasuk perundungan. Ia mengatakan hal itu terjadi berangkat dari kesalahpahaman.

"Jadi kalau dianggap sebagai bullying, kami bukan menganggap sebagai bullying," ungkap Sutoto kepada wartawan saat ditemui di sekolahnya, Jumat (23/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Sutoto, kejadian itu bermula karena adanya kesalahpahaman antara kedua siswa tersebut.

"Kami menganggap kesalahpahaman," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Diberitakan sebelumnya, kejadian tersebut berlangsung saat waktu istirahat kedua, tepatnya usai salat zuhur. Saat itu, kata Sutoto, korban sedang duduk di depan ruang komputer dan terduga pelaku berada di sampingnya.

"Kejadian hari Rabu pas waktu istirahat kedua setelah salat zuhur ini anak kami (korban) duduk-duduk di depan ruang komputer. Habis itu (terduga pelaku) ada disampingnya, di dekat triplek. Waktu itu si anak itu (terduga pelaku) pukul-pukul nendang-nendang triplek itu," jelas Kepala Sekolah terkait, Sutoto Sudarujian, kepada wartawan saat ditemui di sekolahnya, Jumat (23/2).

Sutoto mengatakan korban mengingatkan terduga pelaku karena menendang triplek tersebut. Namun, kata Sutoto, korban mengingatkan terduga pelaku bukan dengan memanggil nama asli, melainkan nama ayah terduga pelaku.

"Si anak itu (korban) mengingatkan tapi mengingatkannya itu tidak menyebut nama asli, menyebut nama bapaknya," katanya.

Sebab itu, Sutoto menjelaskan terduga tersinggung dan membalas korban dengan menyuruh untuk merentangkan tangan.

"Sehingga anak itu (terduga pelaku) tersinggung. Kemudian gantian membalas 'ayo rentangkan tangan'," ucapnya.

Akibatnya, Sutoto menerangkan, korban pun merasa tersinggung sehingga terjadi perselisihan. Kemudian, Sutoto mengungkapkan korban mengejar terduga pelaku hingga ke kamar mandi.

"Anak itu (korban) tersinggung juga, dia agak temperamental, tapi kami paham kondisi itu. Kemudian terjadilah perselisihan. Anak itu (terduga pelaku) kan kecil. Kemudian dikejar sampai ke kamar mandi," tuturnya.

Sesampainya di kamar mandi, Sutoto mengatakan korban menarik kerah seragam terduga pelaku. Lalu, Sutoto mengucapkan korban memukul terduga pelaku hingga ada bekas benjolan di dahinya.

"Anak itu (terduga pelaku) ditarik sininya, kerahnya dan dipukul wong ada bekas benjolannya," ujar Sutoto sembari menunjukkan dahinya.

Sutoto memperkirakan patahnya jari kelingking korban akibat memukul terduga pelaku.

"Kemungkinan si anak yang jari kelingking sakitnya itu karena memukul temannya," jelasnya.

Pada hari yang sama, Sutoto mengatakan pihaknya langsung membawa korban ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

"Ketika kejadian itu kami langsung mengantar ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan dengan guru-guru kita," katanya.

Sedang terduga pelaku, Sutoto menerangkan dikompres dan diantar ke rumahnya. "Setelah itu (terduga pelaku) dikompres. Setelah itu diantar pulang," ucapnya.




(apl/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads