Seorang siswa disabilitas kelas 1 SMP di Gunungkidul diduga mendapatkan perundungan atau bullying dari temannya hingga mengalami patah kelingking. Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Gunungkidul akan mengklarifikasi kasus tersebut ke sekolah.
"Jadi bentuk laporan sendiri belum ada masuk ke kami, Polres Gunungkidul. Namun, siang nanti dari Unit PPA Satreskrim Polres Gunungkidul akan melakukan klarifikasi langsung ke sekolah," jelas Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Andika Arya Pratama, kepada wartawan saat ditemui di Wonosari, Gunungkidul, Jumat (23/2/2024).
Dari informasi yang telah dihimpun, kata Andika, membenarkan kejadian perkelahian tersebut. Hal itu dipicu adanya saling ejek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau informasi sementara yang kami terima di situ ada saling mengejek, ada perkelahian satu sama lain," ujarnya.
Terkait pelaku perundungan di bawah umur, Andika menerangkan pihaknya akan berkoordinasi dengan UPT PPA Gunungkidul. Sebab, jelas Andika butuh penanganan khusus untuk kasus tersebut.
"Jadi nanti kita berkoordinasi dengan UPT PPA Kabupaten untuk tindak lanjutnya. Ada penanganan khusus pasti," katanya.
Sementara itu menanggapi kasus bullying tersebut, Kapolres Gunungkidul, AKBP Edy Bagus Sumantri menjelaskan guru harus paham betul kepribadian siswanya.
"Guru itu harus tahu betul bagaimana kepribadian murid-muridnya. Kalau memang ada murid yang mengarah ke sana (tindakan perundungan) harus diawasi," kata Edy kepada wartawan saat ditemui di Wonosari, Jumat (23/2).
Edy mengimbau orang tua untuk selalu mengawasi anaknya agar tidak melakukan perundungan.
"Di pihak keluarga ya peran orang tua harus tetap mengawasi putra putrinya agar tidak kemudian melakukan hal-hal serupa," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, anak laki-laki Wasido mengalami perundungan di sekolahnya hingga kelingkingnya patah. Wasido menerangkan anaknya merupakan disabilitas fisik yang tidak mempunyai tangan kanan.
"Awal mulanya sih kata teman-temannya saling berejek-ejekan. Anak saya kan cacat (disabilitas fisik) dari lahir, tangannya cuma satu (hanya kiri). Itu diejek temannya. Mungkin tidak terima atau gimana terus terjadi perkelahian. Tapi yang sebenarnya bagaimana saya juga kurang tahu," jelas ayah anak tersebut, Wasido, warga Kapenewon Semanu, saat ditemui wartawan di IGD RSUD Wonosari, Kamis (22/2).
Jari kelingking anaknya itu, Wasido menjelaskan, dipuntir oleh temannya hingga patah. Peristiwa itu terjadi di sekolah usai ibadah salat zuhur.
"Ceritanya sih kata teman-temannya kelingkingnya dipuntir sampai patah. Satu orang kemarin habis salat zuhur di sekolah," katanya.
.
(apl/apl)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan