Pilu Murid Difabel di Gunungkidul Dirundung hingga Kelingking Patah

Round-Up

Pilu Murid Difabel di Gunungkidul Dirundung hingga Kelingking Patah

Tim detikJogja - detikJogja
Jumat, 23 Feb 2024 06:30 WIB
Boy showing STOP gesture with his hand. Concept of domestic violence and child abuse. Copy space
Foto: Ilustrasi murid difabel di Gunungkidul di-bully hingga jari kelingking patah. (Getty Images/iStockphoto/gan chaonan)
Jogja -

Seorang murid kelas 1 salah satu SMP di Gunungkidul harus mendapat perawatan di rumah sakit karena kelingkingnya patah. Siswa disabilitas itu menjadi korban perundungan atau bullying dari temannya di sekolah.

Wasido, ayah korban, menceritakan peristiwa yang dialami anak laki-lakinya itu.

"Awal mulanya sih kata teman-temannya saling berejek-ejekan. Anak saya kan cacat (disabilitas fisik) dari lahir, tangannya cuma satu (hanya kiri). Itu diejek temannya. Mungkin tidak terima atau gimana terus terjadi perkelahian. Tapi yang sebenarnya bagaimana saya juga kurang tahu," kata Wasido saat ditemui wartawan di IGD RSUD Wonosari, Kamis (22/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Insiden itu berlangsung pada Rabu (21/2) setelah salat zuhur di sekolah. Wasido melanjutkan, dalam keributan tersebut, kelingking anaknya dipelintir diduga oleh salah satu temannya.

"Ceritanya sih kata teman-temannya kelingkingnya dipuntir sampai patah. Satu orang kemarin habis salat zuhur di sekolah," kata warga Kapenewon Semanu ini.

ADVERTISEMENT

Dia menuturkan, pihak sekolah langsung membawa anaknya ke IGD RSUD Wonosari. "Langsung dibawa ke RSUD (Wonosari) sini. Sekarang mondok (rawat inap)," ujar pria yang bekerja sebagai kuli bangunan itu.

"Biaya mandiri. Nanti disalurkan lewat Jamkesos," jelasnya terkait biaya rumah sakit.

Anaknya Sering Diejek karena Disabilitas

Wasido menerangkan, anaknya sering menerima perundungan karena kondisi fisiknya. Sebagai orang tua, dia berusaha membesarkan hati anaknya supaya tegar.

"Sering diejek teman-temannya lah dan saya bilangin kalau diejek nggak usah gimana-gimana. Laporkan saja ke bapak guru," katanya.

Operasi Ditunda

Wasido melanjutkan, anaknya seharusnya menjalani operasi kelingkingnya pada Kamis (22/2). Namun operasi terpaksa ditunda.

"Tadi sudah masuk ruang operasi. Saat mau dioperasi anak saya batuk dan tidak jadi dioperasi. Tunggu besok lagi tadi habis di-rontgen," ujar dia.

Wasido mengungkapkan masih mempertimbangkan apakah harus melaporkan kasus yang dialami anaknya ke polisi atau tidak. "Masih belum tahu mau lapor ke polisi atau tidak," imbuhnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul, Nunuk SetyowatiKepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul, Nunuk Setyowati Foto: Muhammad Iqbal Al Fardi/detikJogja

Disdik Gunungkidul Bakal Galang Dana untuk Operasi Korban

Dinas Pendidikan (Disdik) Gunungkidul buka suara terkait kasus tersebut. Kepala Disdik Gunungkidul Nunuk Setyowati mengatakan kasus tersebut sedang dimediasi oleh pihak sekolah.

"Sudah dimediasi sekolah kedua orang tuanya. Nanti tak kabari lagi (jika ada progres)," kata Nunuk kepada wartawan melalui telepon, Kamis (22/2).

Nunuk melanjutkan, pihaknya berencana untuk menjenguk korban pada Jumat (23/2) dan bakal menggalang dana untuk biaya operasinya.

"Mungkin agak siang, bar sijian tak tilik (setelah pukul 13.00 WIB akan menjenguk). Kita akan menggalang dana nanti," kata Nunuk.

"Terus kita akan mintakan ke Baznas. Karena itu (anak korban bullying) termasuk anak kami," imbuhnya.




(apu/rih)

Hide Ads