Disdik Gunungkidul Bakal Dampingi Difabel Korban Bullying-Patah Kelingking

Disdik Gunungkidul Bakal Dampingi Difabel Korban Bullying-Patah Kelingking

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Kamis, 22 Feb 2024 21:12 WIB
Ilustrasi perundungan atau bullying anak
Foto: Ilustrasi bullying murid SMP difabel di Gunungkidul (Getty Images/MoMorad)
Gunungkidul -

Seorang anak disabilitas fisik yang duduk di bangku kelas 1 SMP di Gunungkidul mendapatkan perundungan atau bullying dari temannya hingga mengalami patah kelingking. Dinas Pendidikan (Disdik) Gunungkidul menyatakan bakal berikan pendampingan psikologi kepada korban.

"Itu jelas (bakal memberikan pendampingan psikologi," jelas Kepala Disdik Gunungkidul, Nunuk Setyowati, kepada detikJogja melalui telepon, Kamis (22/2/2024).

Nunuk menerangkan pihaknya sering memberikan pendampingan psikologi ke sekolah-sekolah. "Sebenarnya sering kita ke sekolah-sekolah, ke gurunya. Yang sudah terkena kita dampingi. Sementara gitu dulu ya mas," tutur Nunuk menutup perbincangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diberitakan sebelumnya, anak laki-laki Wasido mengalami perundungan di sekolahnya hingga kelingkingnya patah. Wasido menerangkan anaknya merupakan disabilitas fisik yang tidak mempunyai tangan kanan.

"Awal mulanya sih kata teman-temannya saling berejek-ejekan. Anak saya kan cacat (disabilitas fisik) dari lahir, tangannya cuma satu (hanya kiri). Itu diejek temannya. Mungkin tidak terima atau gimana terus terjadi perkelahian. Tapi yang sebenarnya bagaimana saya juga kurang tahu," jelas ayah anak tersebut, Wasido, warga Kapenewon Semanu, saat ditemui wartawan di IGD RSUD Wonosari, Kamis (22/2/2024).

ADVERTISEMENT

Jari kelingking anaknya itu, Wasido menjelaskan dipelintir oleh temannya hingga patah. Peristiwa itu terjadi di sekolah usai ibadah salat Zuhur.

"Ceritanya sih kata teman-temannya kelingkingnya dipuntir sampai patah. Satu orang kemarin habis salat Zuhur di sekolah," katanya.

Wasido menerangkan setelah itu anaknya langsung dibawa ke IGD RSUD Wonosari oleh pihak sekolah. "Langsung dibawa ke RSUD (Wonosari) sini. Sekarang mondok (rawat inap)," ujar pria yang bekerja sebagai kuli bangunan itu.

Wasido menerangkan biaya perawatan anaknya menggunakan biaya pribadi. "Biaya mandiri. Nanti disalurkan lewat Jamkesos," ucapnya.

Wasido menyebut anaknya sering diejek karena fisiknya. Meski begitu, dia berusaha membesarkan hati anaknya agar tegar.

"Sering diejek teman-temannya lah dan saya bilangin kalau diejek nggak usah gimana-gimana. Laporkan saja ke Bapak Guru," katanya.

Terkait kasus bullying ini, dia mengaku masih mempertimbangkan untuk melapor ke polisi. "Masih belum tahu mau lapor ke polisi atau tidak," tuturnya.




(apu/ahr)

Hide Ads