Siswa Difabel Gunungkidul Dibully-Jari Patah, Disdik Tunggu Laporan Kepsek

Siswa Difabel Gunungkidul Dibully-Jari Patah, Disdik Tunggu Laporan Kepsek

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Kamis, 22 Feb 2024 20:31 WIB
Ilustrasi bullying
Ilustrasi bullying. Foto: Thinkstock
Gunungkidul -

Seorang anak disabilitas fisik yang duduk di bangku kelas 1 SMP di Gunungkidul mendapatkan perundungan atau bullying dari temannya hingga mengalami patah kelingking. Dinas Pendidikan (Disdik) Gunungkidul menunggu penjelasan detail dari kepala sekolah yang bersangkutan.

Kepala Disdik Gunungkidul Nunuk Setyowati mengatakan, kepala sekolah saat ini sedang menyusun kronologi kejadian.

"Ini kepala sekolahnya baru membuat kronologi kejadian. Ngeten nggih (demikian ya), ditunggu, ya. Nanti tak kabar-kabar," kata Nunuk kepada detikJogja melalui pesan suara, Kamis (22/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Nunuk menerangkan kasus tersebut sedang dimediasi oleh pihak sekolah.

"Sudah dimediasi sekolah kedua orang tuanya. Nanti tak kabari lagi," kata Nunuk kepada wartawan melalui telepon.

ADVERTISEMENT

Untuk diketahui, seorang anak disabilitas fisik yang duduk di bangku kelas 1 SMP di Gunungkidul mendapatkan perundungan atau bullying dari temannya. Anak itu mengalami patah jari tangan bagian kelingking.

Ayah anak laki-laki itu, Wasido warga Kapanewon Semanu menceritakan peristiwa tersebut. Wasido mengatakan anaknya merupakan disabilitas fisik yang tidak mempunyai tangan kanan.

"Awal mulanya sih kata teman-temannya saling berejek-ejekan. Anak saya kan cacat (disabilitas fisik) dari lahir, tangannya cuma satu (hanya kiri). Itu diejek temannya. Mungkin tidak terima atau gimana terus terjadi perkelahian. Tapi yang sebenarnya bagaimana saya juga kurang tahu," jelas Wasido saat ditemui wartawan di IGD RSUD Wonosari, Kamis (22/2).

Lebih lanjut, Wasido mengatakan jari kelingking anaknya itu dipelintir oleh temannya hingga patah. Peristiwa itu terjadi di sekolah usai ibadah salat Zuhur.

"Ceritanya sih kata teman-temannya kelingkingnya dipuntir sampai patah. Satu orang kemarin habis salat Zuhur di sekolah," ujarnya.

Setelah itu anaknya langsung dibawa ke IGD RSUD Wonosari oleh pihak sekolah. "Langsung dibawa ke RSUD (Wonosari) sini. Sekarang mondok (rawat inap)," ujar pria yang bekerja sebagai kuli bangunan itu.

Wasido menerangkan biaya perawatan anaknya menggunakan biaya pribadi. "Biaya mandiri. Nanti disalurkan lewat Jamkesos," ucapnya.

Wasido menyebut anaknya sering diejek karena fisiknya. Meski begitu, dia berusaha membesarkan hati anaknya agar tegar.

"Sering diejek teman-temannya lah dan saya bilangin kalau diejek nggak usah gimana-gimana. Laporkan saja ke bapak guru," katanya.

Terkait kasus bullying ini, dia mengaku masih mempertimbangkan untuk melapor ke polisi. "Masih belum tahu mau lapor ke polisi atau tidak," tuturnya.




(rih/apu)

Hide Ads