Operasi Kelingking Siswa Difabel Gunungkidul Korban Bullying Ditunda

Operasi Kelingking Siswa Difabel Gunungkidul Korban Bullying Ditunda

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Kamis, 22 Feb 2024 19:40 WIB
Boy showing STOP gesture with his hand. Concept of domestic violence and child abuse. Copy space
Ilustrasi bullying. (Foto: Getty Images/iStockphoto/gan chaonan)
Gunungkidul -

Seorang anak penyandang disabilitas fisik yang duduk di bangku kelas 1 SMP di Gunungkidul mendapatkan perundungan atau bullying dari temannya hingga mengalami patah kelingking. Siswa tersebut dijadwalkan menjalani operasi hari ini, namun terpaksa ditunda.

"Tadi sudah masuk ruang operasi. Tadi habis di-rontgen," ujar ayah siswa, Wasido, warga Kapenewon Semanu, saat ditemui wartawan di IGD RSUD Wonosari, Kamis (22/2/2024).

Wasido mengatakan operasi yang dijadwalkan hari ini ditunda karena anaknya yang berusia 13 tahun itu menderita batuk. "Saat mau dioperasi anak saya batuk dan tidak jadi dioperasi. Tunggu besok lagi," terangnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wasido menerangkan anaknya merupakan disabilitas fisik yang tidak mempunyai tangan kanan. Peristiwa perundungan itu berawal saat anaknya diejek oleh teman-temannya.

"Awal mulanya sih kata teman-temannya saling ejek-ejekan. Anak saya kan cacat (disabilitas fisik) dari lahir, tangannya cuma satu (hanya kiri). Itu diejek temannya. Mungkin tidak terima atau gimana terus terjadi perkelahian. Tapi yang sebenarnya bagaimana saya juga kurang tahu," jelas Wasido.

ADVERTISEMENT

Jari kelingking anaknya itu, Wasido menjelaskan dipuntir oleh temannya hingga patah. Peristiwa itu terjadi di sekolah usai ibadah salat zuhur.

"Ceritanya sih kata teman-temannya kelingkingnya dipuntir sampai patah, satu orang kemarin habis salat zuhur di sekolah," katanya.

Setelah itu anaknya langsung dibawa ke IGD RSUD Wonosari oleh pihak sekolah. "Langsung dibawa ke RSUD (Wonosari) sini. Sekarang mondok (rawat inap)," ujar pria yang bekerja sebagai kuli bangunan itu.

Wasido mengatakan biaya perawatan anaknya menggunakan biaya pribadi. "Biaya mandiri. Nanti disalurkan lewat Jamkesos," ucapnya.

Wasido menyebut anaknya sering diejek karena fisiknya. Meski begitu, dia berusaha membesarkan hati anaknya agar tegar.

"Sering diejek teman-temannya lah dan saya bilangin kalau diejek nggak usah gimana-gimana. Laporkan saja ke Bapak Guru," katanya.

Terkait kasus bullying ini, dia mengaku masih mempertimbangkan untuk melapor ke polisi. "Masih belum tahu mau lapor ke polisi atau tidak," tuturnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Gunungkidul, Nunuk Setyowati menerangkan kasus tersebut sedang dimediasi pihak sekolah.

"Sudah dimediasi sekolah kedua orang tuanya. Nanti tak kabari lagi (jika ada progres)," kata Nunuk kepada wartawan melalui telepon.




(aku/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads