Renungan Harian Katolik Hari Ini, Selasa 6 Februari 2024: Membaharui Diri

Renungan Harian Katolik Hari Ini, Selasa 6 Februari 2024: Membaharui Diri

Santo - detikJogja
Selasa, 06 Feb 2024 04:00 WIB
Malam Misa Natal di Gereja Katolik Kristus Raja Surabaya
Ilustrasi renungan Katolik. Foto: Praditya Fauzi Rahman
Jogja -

Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk memperdalam hubungannya dengan Tuhan. Berikut bacaan dan renungan harian Katolik hari ini.

Berdasarkan Kalender Liturgi, hari ini, Selasa 6 Februari 2024 merupakan Tahun Liturgi BII; Perayaan wajib Santo Paulus Miki, dkk, Martir. Santa Dorothea dan Theopilus, Martir; dengan warna Liturgi merah.

Mengangkat tema tentang membaharui diri, mari simak renungan harian Katolik berikut ini yang dihimpun dari buku Setahun Bersama Tuhan oleh Rm. Yohanes S. Lon, dkk lengkap dengan bacaan Injil-nya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Renungan Harian Katolik Hari Ini 6 Februari 2024

Bacaan Injil

1 Raja-raja 8: 22-23, 27-30;

  • Kemudian berdirilah Salomo di depan mezbah Tuhan di hadapan segenap jemaah Israel, ditadahkannyalah tangannya ke langit,
  • Lalu berkata: "Ya Tuhan, Allah Israel! Tidak ada Allah seperti Engkau di langit di atas dan di bumi di bawah; Engkau yang memelihara perjanjian dan kasih setia kepada hamba-hamba-Mu yang dengan segenap hatinya hidup di hadapan-Mu;
  • Tetapi benarkah Allah hendak diam di atas bumi? Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langitpun tidak dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini.
  • Maka berpalinglah kepada doa dan permohonan hamba-Mu ini, ya Tuhan Allahku, dengarkanlah seruan dan doa yang hamba-Mu panjatkan di hadapan-Mu pada hari ini!
  • Kiranya mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, siang dan malam, terhadap tempat yang Kaukatakan: nama-Ku akan tinggal di sana; dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini.
  • Dan dengarkanlah permohonan hamba-Mu dan umat-Mu Israel yang mereka panjatkan di tempat ini; bahwa Engkau juga yang mendengarnya di tempat kediaman-Mu di surga; dan apabila Engkau mendengarnya, maka Engkau akan mengampuni.

Mazmur Tanggapan

  • Bahkan burung pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang sebuah sarang, tempat menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya Tuhan semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
  • Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau.
  • Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah!
  • Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.
  • Sebab Tuhan Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela.

Markus 7:1-13

  • Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus.
  • Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.
  • Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka;
  • Dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga.
  • Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?"
  • Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
  • Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
  • Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
  • Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.
  • Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati.
  • Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban?yaitu persembahan kepada Allah?,
  • Maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatupun untuk bapanya atau ibunya.
  • Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan."

Renungan

Orang Farisi dan ahli-ahli Taurat adalah orang terpelajar dan pemuka agama yang tahu baik dan mengerti hukum dan adat istiadat. Mereka sangat menjaga kemurnian tata cara hidup iman, moral dan sosial.

ADVERTISEMENT

Bagi mereka tradisi dan adat mutlak dan harus dijaga. Hukum adalah harga mati. Yesus memiliki pandangan yang berbeda dari mereka. Bagi Yesus inti iman bukan hukum, melainkan keselamatan manusia.

Pelayanan cinta kasih adalah hal utama. Kegagalan orang Farisi dan ahli Taurat untuk memahami inti keselamatan menyebabkan mereka berselisih dengan Yesus. Mereka tidak bisa mewujudkan acara makan sebagai tanda persatuan.

Sebaliknya acara itu mereka berubah menjadi perselisihan. Acara itu menjadi alasan memusuhi Yesus. Acara itu dipakai untuk berbenturan dan berkonfrontasi dengan Yesus hingga peristiwa salib di Yerusalem.

Kita bisa saja memiliki pola pikir dan sikap kita justru seperti orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Kita cenderung melaksanakan adat istiadat hanya demi tata aturan itu sendiri, bukan dimotivasi oleh alasan untuk menjalankan Firman Allah dan membela martabat pribadi orang lemah dan tidak berdosa.

Saatnya kini kita membaharui diri; saatnya kita utamakan cinta kasih dan keselamatan sesama; saatnya kita tidak semata-mata hanya memikirkan dan mempersoalkan tata aturan yang sewaktu-waktu dapat diubah.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau mengajariku hari ini lewat Sabda-Mu bahwa peraturan, tradisi dan adat istiadat tetap dilaksanakan, tanpa harus mengorbankan cinta kasih dan keselamatan sesama.

Bagi Engkau keselamatan jiwa dan cinta kasih itulah yang pertama dan utama. Semoga dalam hidup sehari-hari kami selalu berpegang teguh pada Firman-Mu dan berani mempertaruhkan diri untuk menegakkan kebenaran. Sebab Engkaulah Tuhan kami. Amin.

Demikian renungan harian umat Katolik hari ini, Selasa, 6 Februari 2024. Semoga berkat Tuhan menyertai kegiatan kita hari ini. Amin.




(apl/cln)

Hide Ads