Kala Swing Voters Jadi Kunci Pilpres dan Jokowi Effect di Balik Prabowo

Kala Swing Voters Jadi Kunci Pilpres dan Jokowi Effect di Balik Prabowo

Tim detikJogja - detikJogja
Senin, 22 Jan 2024 11:17 WIB
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto memeluk cawapres Gibran Rakabuming Raka setelah debat cawapres di JCC, Jakarta, Minggu (21/1/2024).
Momen Hangat Prabowo Peluk Gibran Usai Debat Cawapres (Foto: Pradita Utama)
Jogja - Pakar Universitas Gadjah Mada (UGM) Arya Budi menyatakan swing voters alias pemilih mengambang menentukan apakah Pilpres 2024 bisa berlangsung satu atau dua putaran. Dia juga angkat bicara soal hasil sejumlah lembaga survei terkait elektabilitas para capres-cawapres dan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka masih menempati urutan teratas.

Arya mengingatkan ada sekitar 20-an persen pemilih yang belum menentukan arah politik. Dia melihat Prabowo-Gibran punya peluang paling besar untuk bisa lanjut jika pemilu diadakan dua putaran.

"Hasil survei Poltracking juga menunjukkan Prabowo praktis menjadi kandidat yang cukup meyakinkan lolos di Februari 14. Tapi apakah akan putaran pertama atau putaran kedua, kita harus hati-hati mengatakan itu," ucap Arya saat dihubungi wartawan, Minggu (21/1/2024),

"Jadi pertanyaannya jika ini nanti dua putaran siapa yang lolos, nah per Januari itu probability-nya memang Prabowo sudah mendapat tiket karena konsisten di atas 40-an persen," sambung dia.

Penantang Prabowo-Gibran Jika Pemilu 2 Putaran

Arya menjelaskan, dari hasil survei sementara, pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) mempunyai kans lebih besar berhadapan dengan Prabowo-Gibran.

"Persoalannya ini sekarang antara Ganjar (Pranowo) dan Anies, probability-nya lebih besar ke Anies-Muhaimin, sementara Ganjar-Mahfud (Md) agak mengecil di Januari," kata dia.

"Kita tidak tahu apakah dalam satu bulan terakhir itu ada penetrasi pada performa penetrasi kampanye atau performa debat yang menjadi insentif bagi kedua kandidat ini, dua pasangan ini, AMIN sama Ganjar-Mahfud," imbuh Arya.

Arya menambahkan swing voters dalam pemilu kali ini bisa menentukan apakah pemilu berlangsung satu putaran atau dua putaran.

"Nah persoalannya sekali lagi adalah dari rekonsolidasi pemilih-pemilih yang swing tadi seperempat sampai sepertiga lah, 25-30 persen tadi," terang dia.

Jokowi Effect di Balik Survei Prabowo-Gibran

Arya menilai elektabilitas capres-cawapres Koalisi Indonesia Maju bisa berada di posisi pertama karena efek Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Jadi argumennya adalah Prabowo itu sudah mengkapitalisasi Jokowi. Jadi dia kan hampir selalu mengatakan pemerintahan Jokowi atau Jokowi secara langsung di banyak kesempatan bahkan di debat, yang intinya dia memposisikan diri sebagai penerus, representasi dari Jokowi, apalagi ada Gibran," kata Arya.

Meski elektabilitas Prabowo-Gibran teratas di survei, Arya menyebut angkanya tak pernah menyentuh 50 persen. Dia menilai angka pemilih Jokowi yang saat ini bergeser ke Prabowo sudah maksimal.

"Efek Jokowi, baik dari pemilih Jokowi yang bergeser di Prabowo itu sepertinya sudah menyentuh batas maksimal karena angkanya tidak cukup naik," ujar Arya.


(apu/ams)

Hide Ads