Dari 50 kios di Taman Kuliner di terminal Dhaksinarga Wonosari, Kabupaten Gunungkidul hanya bertahan satu penjual. Penjual itu berharap bisa mewariskan warungnya untuk anaknya.
"Pekerjaan yang tidak berbatas umur itu hanya penjual dan sopir. Orang berjual enaknya apa, bisa berkah. Modelnya estafet. Aku ingat waktu pas kecil orang tuaku bawa onde-onde dan donat, aku juga ingin seperti itu," kata satu penjual yang tersisa di Taman Kuliner itu, Wahyu (38), kepada detikJogja saat ditemui di lokasi, Senin (15/1/2024).
"Kayak aku memilih kuliner soto ini, nanti saat anakku berkeluarga akan berjualan menu soto ini. Seperti ini kan bukan untuk sekali pakai, untuk tabungan masa depan. Aku terinspirasi dari Gudeg Yu Jum, kan sudah tidak ada orangnya. Bisa mewarisi ke anak-anaknya," lanjutnya dengan tatapan kosong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wahyu berharap warung yang dirintisnya kini nanti akan menjadi bekal buat anak-cucunya. "Nanti, anak-cucu tak kasih nama warung ini buat kasih makan anak-cucu. Sekarang aku serba salah," ungkapnya dengan nada lesu.
![]() |
Iming-iming Bakal Dibuatkan Akses Jalan
Bukan tanpa alasan, Wahyu mengungkapkan ia memilih tempat tersebut karena iming-iming akan dibuatkan jalan menuju Taman Kuliner itu. "Dulu pembeli-pembeli (kios) di sini diiming-imingi akan dikasih jalan sendiri," katanya.
Keberanian untuk berinvestasi di tempat itu muncul, Wahyu mengatakan karena ia yakin Wonosari bakal ramai.
"Aku berani inves di ini mikirnya kan besok jangka panjang Wonosari akan ramai. Bidangku bukan di kuliner sebenarnya, aku jualan pulsa. Aku mikirnya nanti Wonosari ini kulinernya menjanjikan," jelasnya.
Wahyu mengatakan istrinya sudah memiliki pelanggan tetap. Bahkan, Wahyu pernah berpikir untuk memindahkan warungnya ke luar. Namun apa daya, modalnya masih belum kembali.
"Istriku di dalam sini itu sudah punya massa, dia sudah punya konsumen. Aku mikir mau pindah ke luar biar bisa ramai. Tapi ini (modal) masih belum kembali kalau dihitung dengan manajemen. Masa mau tak tinggal? Ya sudah tak telateni aja di sini. Makanya aku bertahan sendiri," ungkapnya.
Penjelasan Pengelola
Terpisah, Pengawas Satuan Pelayanan Terminal Tipe A Dhaksinarga Wonosari, Aris Farwanto, menerangkan pihaknya telah mengajukan akses pintu Taman Kuliner ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Kita sudah mengajukan ke Kementerian, tapi tentunya kami ada mekanisme-mekanisme atau kajian-kajian dampaknya ke depan itu bagus," terang Aris kepada detikJogja saat ditemui di kantornya.
Kajian yang sedang dilakukan, kata Aris, antaranya ialah Amdal Lalin. Kemudin juga untuk membuat masterplan guna mendukung pengembangan kawasan tersebut.
Pembukaan akses tersebut, kata Aris, tidak langsung tepat di depan Taman Kuliner. Hingga saat ini, Aris mengungkapkan pihak Kemenhub masih mengkajinya.
"Kajian Kementerian Perhubungan memang tidak di depan pintu masuk ke Taman Kuliner. Kami akan membuka di mana tempat itu akan dikaji oleh tim dari Kementerian Perhubungan karena itu menyangkut Amdal Lalin," ujarnya.
Jumlah kios yang dibangun, kata Aris, ada 50 unit. Aris berharap jalan baru menuju Taman Kuliner itu segera terealisasi. Meski begitu, Aris masih belum bisa memastikan waktu tepatnya.
"Harapan kami secepatnya. Harapan kami 2024 ini sudah buka, tapi tidak bisa memastikan. Saya tidak mau berasumsi bulan ini selesai. Saya tidak berani kayak gitu karena itu harus ada kajian dan kajian Amdal Lalin butuh anggaran dan anggaran itu ada di bawah Kementerian Perhubungan," pungkasnya.
(apu/apu)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM