Kondisi Taman Kuliner di terminal Dhaksinarga Wonosari, Gunungkidul semaikn memprihatinkan. Selain tidak lagi representatif untuk berjualan, kondisinya juga semakin sepi. Bahkan, banyak pedagang yang akhirnya angkat kaki hingga menyisakan satu pedagang saja.
Pantauan detikJogja di lokasi pada Senin (15/1/2024), Taman Kuliner tersebut tampak sepi. Hanya ada satu penjual yang membuka warungnya. Tidak terlihat ada pembeli yang datang.
Terdapat tiga ruas kios yang sedang dibangun. Meski begitu, kios-kios tersebut hanya menyisakan kursi, meja, dan etalase produk. Di sudut lainnya terlihat arena permainan anak yang sudah berkarat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menuju Taman Kuliner itu, detikJogja harus melewati gerbang luar yang jaraknya sekitar 100 meter dari lokasi. Menurut salah seorang penjual yang sementara ini menutup warungnya di Taman Kuliner itu, Niken (54), ia hanya menjalankan bisnisnya tidak sampai setahun di kiosnya itu.
"Ini bukanya kan Oktober 2022, saya buka di sini tidak sampai setahun. Kira-kira September 2023 tutup," jelas Niken kepada detikJogja saat ditemui di lokasi, Senin (15/1/2024).
Selama berbisnis di sana, wanita penjual ayam geprek dan burger itu hanya 3 bulan meraup untung. Sedangkan sisanya, ia terus merugi.
"Tiga sampai empat bulan pertama itu masih rame karena awalnya ada pasar malam juga dan yang jualan masih ramai juga. Akhirnya aku nggak balik modal gitu," terangnya.
"Setiap hari merugi terus. Akhirnya yo wes, berhenti dulu gitu," sambungnya.
![]() |
Awalnya, Niken mengatakan banyak hiburan di Taman Kuliner itu. Hiburan tersebut, jelas Niken, didatangkan dari hasil swadaya penjual.
"Kalau ada event otomatis pastinya bisa meraup untung lumayan. itu biasanya kalau ada event Jathilan tuh dari siang sampai malam itu full. Untuk mengadakan (event) itu nggak bisa lagi, event ini ini biaya swadaya dari penjual," ungkapnya.
Kendala Akses Jalan
Niken mengungkapkan sepinya pembeli karena akses masuk yang dirasa jauh. Selain itu, posisinya juga tidak begitu terlihat dari kejauhan.
"Banyak pembeli masuk itu kejauhan masuknya. Terus kita tidak kelihatan dari luar kalau ada kuliner," jelasnya.
Satu penjual yang masih bertahan di Taman Kuliner Dhaksinarga itu, Wahyu (38), menerangkan ia sudah mengeluarkan biaya untuk berjualan. Sebab itu, Wahyu mengatakan dirinya lebih memilih bertahan.
"Aku pribadi sudah terlanjur mengeluarkan biaya, kalau tidak digunakan kan percuma," terang Wahyu dengan tatapan kosong kepada detikJogja saat ditemui di lokasi, Senin (15/1).
Ia memilih untuk tetap menekuni bisnisnya itu karena mengaca dari tempat kuliner yang letaknya tidak strategis.
"Aku nekuni ini melihat warung yang tempatnya delik-delik itu. Kalau konsisten mungkin bisa ramai. Kemarin sempat turun pemasukan, aku kasihan ke istriku,"ungkapnya.
![]() |
Wahyu mengungkapkan jika ada jalan masuk langsung ke lokasi maka tempat tersebut menjanjikan untuk bisnis. "Kalau ada jalan masuk ya menjanjikan (untuk bisnis)," kata pria yang mengelola warung itu dengan istrinya.
Sudah hampir dua tahun, Wahyu mengatakan pihaknya dijanjikan jalan masuk langsung ke Taman Kuliner.
"Dari soft opening sampai sekarang sudah hampir dua tahun. Pedagang di sini hanya butuh pintu masuk ke sini, tidak perlu gerbang," ujarnya dengan nada tegas.
Selama lebih dari setahun berjualan, Wahyu mengungkapkan dirinya bahkan belum menutup modal.
"Kalau nutup tidak. Di tempatku ini biasanya hanya ada tujuh orang pembeli," ungkapnya lesu.
Penjelasan Pengelola
Terpisah, Pengawas Satuan Pelayanan Terminal Tipe A Dhaksinarga Wonosari, Aris Farwanto, menerangkan pihaknya telah mengajukan akses pintu Taman Kuliner ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Kita sudah mengajukan ke Kementerian, tapi tentunya kami ada mekanisme-mekanisme atau kajian-kajian dampaknya ke depan itu bagus," terang Aris kepada detikJogja saat ditemui di kantornya.
![]() |
Kajian yang sedang dilakukan, kata Aris, antaranya ialah Amdal Lalin. Kemudin juga untuk membuat masterplan guna mendukung pengembangan kawasan tersebut.
Pembukaan akses tersebut, kata Aris, tidak langsung tepat di depan Taman Kuliner. Hingga saat ini, Aris mengungkapkan pihak Kemenhub masih mengkajinya.
"Kajian Kementerian Perhubungan memang tidak di depan pintu masuk ke Taman Kuliner. Kami akan membuka di mana tempat itu akan dikaji oleh tim dari Kementerian Perhubungan karena itu menyangkut Amdal Lalin," ujarnya.
Jumlah kios yang dibangun, kata Aris, ada 50 unit. Aris berharap jalan baru menuju Taman Kuliner itu segera terealisasi. Meski begitu, Aris masih belum bisa memastikan waktu tepatnya.
"Harapan kami secepatnya. Harapan kami 2024 ini sudah buka, tapi tidak bisa memastikan. Saya tidak mau berasumsi bulan ini selesai. Saya tidak berani kayak gitu karena itu harus ada kajian dan kajian Amdal Lalin butuh anggaran dan anggaran itu ada di bawah Kementerian Perhubungan," pungkasnya.
(apl/apu)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa