Sejarah dan Asal-usul Perayaan Tahun Baru 1 Januari, Sudah Tahu?

Sejarah dan Asal-usul Perayaan Tahun Baru 1 Januari, Sudah Tahu?

Nur Umar Akashi, Galardialga Kustanto - detikJogja
Senin, 01 Jan 2024 13:53 WIB
Ilustrasi tahun baru 2024.
Ilustrasi Tahun Baru. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Dilok Klaisataporn)
Jogja -

Tahun baru 2024 Masehi akhirnya tiba. Segenap penjuru dunia tengah menyiapkan berbagai acara untuk menyambutnya. Namun, tahukah detikers seperti apa sejarahnya hingga 1 Januari diperingati sebagai tahun baru?

Setiap acara atau peringatan yang ada di dunia ini tentu memiliki kisah masing-masing di baliknya. Tahun baru yang bertepatan dengan tanggal 1 Januari memiliki sejarah panjang. Beberapa abad lalu, pergantian tahun baru ternyata dirayakan di bulan Maret di beberapa negara.

Terkhusus perayaan tahun baru 1 Januari, untuk menilik kisahnya, kita mesti kembali ke zaman Kekaisaran Romawi. Lantas bagaimana sejarah dan asal-usul penetapannya? Berikut informasi lengkapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah dan Asal-usul Tahun Baru 1 Januari

Pada abad ke-8 sebelum Masehi, Romulus, orang yang mendirikan Roma, membuat sebuah kalender. Kalender tersebut memiliki 10 bulan dan total 304 hari. Jika mengacu pada kalender tersebut, maka perayaan tahun baru akan dilaksanakan setiap vernal equinox (sebuah hari di mana siang dan malam hari memiliki waktu yang sama).

Kaisar selanjutnya, Numa Pompilius, yang bertahta sejak tahun 715 hingga 673, memutuskan untuk menambahkan dua bulan dalam kalender bangsa Romawi. Keduanya adalah bulan Januarius (Januari) dan Februarius (Februari).

ADVERTISEMENT

Dalam kepercayaan tradisi bangsa Romawi, Januari dinamai Janus yang bermakna dewa segala permulaan Romawi. Sedangkan Maret dinamai March yang dianggap merayakan dewa perang.

Tahun 46 sebelum Masehi, salah satu Kaisar Romawi yang terkenal, Julius Caesar, memutuskan untuk mengadakan perubahan. Sebabnya, kalender yang selama itu digunakan terlihat tidak sinkron dengan matahari. Dengan bantuan astronom dan matematikawan terkemuka, Julius Caesar mengeluarkan kalender Julian.

Ia juga menetapkan tanggal 1 Januari sebagai permulaan tahun. Januari sendiri berasal dari kata Janus, nama seorang dewa permulaan, gerbang, transisi, waktu, dan akhir bangsa Romawi sebagaimana dikutip dari laman Earth Sky.

Di sisi lain, kalender Julian yang telah tersebar luas dan mulai diadopsi oleh banyak orang ternyata memerlukan beberapa tambahan karena terdapat kesalahan mengenai tahun kabisat. Kesalahan tersebut dianggap cukup fatal karena menyebabkan peristiwa di musim yang salah selama beberapa abad, salah satunya juga kesalahan dalam penentuan tanggal Paskah.

Sejarah berlanjut, pada abad pertengahan, para pemimpin Kristen mengganti tanggal 1 Januari dengan tanggal lainnya untuk perayaan tahun baru. Di antaranya adalah 25 Desember dan 25 Maret. Baru pada 1582, Paus Gregorius XIII kembali menetapkan 1 Januari sebagai penanda tahun baru.

Negara-negara Protestan dan Ortodoks juga lambat laun mulai mengikuti kalender tersebut. Begitu juga dengan Inggris Raya dan beberapa negara koloninya di Amerika yang berhenti mengikuti kalender Gregorian sampai tahun 1752.

Perayaan Tahun Baru Kuno: Babilonia dan Cina

Kembali mengutip dari laman history.com, sebelum Julius Caesar menetapkan 1 Januari sebagai tahun baru, telah ada pelbagai perayaan tahun baru di beberapa wilayah. Penentuan tanggal perayaannya pun mengacu pada peristiwa penting bagi masing-masing wilayah.

Perayaan tahun baru masyarakat Babilonia tercatat sebagai yang tertua. Penentuan waktunya mengikuti terjadinya vernal equinox. Masyarakat Babilonia melakukan sebuah festival bernama Akitu yang diselenggarakan selama 11 hari.

Perayaan ini bertujuan untuk memeringati kemenangan Marduk, dewa langit Babilonia, terhadap Tiamat, dewi laut yang keji. Selain itu, pada peringatan ini, seorang raja atau penguasa baru juga akan dinobatkan.

Selain orang Babilonia, warga Cina juga memiliki perayaan tahun barunya sendiri, yakni Imlek atau Lunar New Year. Menyadur informasi dari laman Wake Forest University, tahun baru khas Cina ini telah diperingati sejak 3.500 tahun yang lalu.

Tahun baru Imlek pertama kali dirayakan pada zaman Dinasti Han. Kala itu, masyarakat Cina melakukan ritual pengorbanan untuk menghormati dewa dan para leluhur yang telah pergi mendahului.

Berdasarkan SKB Tiga Menteri Nomor 855 Tahun 2023, di tahun 2024 nanti, warga Cina akan merayakan Tahun Baru Imlek yang ke-2575. Tanggal tepatnya adalah 10 Februari 2024 dan dijadikan hari libur nasional di Indonesia.

Nah, demikianlah sejarah dan asal-usul tahun baru 1 Januari. Semoga informasi yang disampaikan bermanfaat, ya, detikers!




(aku/aku)

Hide Ads