Massa PKL TM 2 Geruduk Kepatihan, Minta Kembali Jualan di Selasar Malioboro

Massa PKL TM 2 Geruduk Kepatihan, Minta Kembali Jualan di Selasar Malioboro

Adji G Rinepta - detikJogja
Kamis, 14 Des 2023 14:01 WIB
Massa pedagang Teras Malioboro 2 menggeruduk Kompleks Kepatihan, Kamis (14/12/2023).
Massa pedagang Teras Malioboro 2 menggeruduk Kompleks Kepatihan, Kamis (14/12/2023). Foto: Adji G Rinepta/detikJateng
Jogja -

Massa pedagang Teras Malioboro 2 (TM2) menggeruduk kantor Paniradya Keistimewaan, Kompleks Kepatihan, Kota Jogja. Mereka menuntut agar bisa kembali berdagang di selasar Malioboro.

Pantauan detikJogja, Kamis (14/12/2023), massa mulai memadati depan gerbang kompleks Kepatihan pukul 09.45 WIB. Massa yang didominasi ibu-ibu awalnya tertahan di depan gerbang, namun setelah melakukan diskusi mereka diperbolehkan masuk dan duduk di depan kantor Paniradya Keistimewaan.

Setelahnya, massa bergantian berorasi menuntut untuk bisa kembali berjualan di selasar Malioboro. Ketua Koperasi Tridarma dan Paguyuban, Arif Usman mengatakan pihaknya menganggap kesejahteraan pasca-relokasi dari selasar ke TM 2 menurun jauh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahkan dari 100 persen pedagang paling cuma 20 persen yang merasakan pendapatannya lumayan," jelas Arif ditemui wartawan usai aksi.

Arif pun membeberkan penurunan pendapatan yang didapat pedagang usai pindah ke TM2. Apalagi di masa liburan seperti sekarang yang menurutnya seharusnya pedagang bisa meraup untung besar.

ADVERTISEMENT

"Kalau untuk liburan di selasar Malioboro bisa mencapai 10 juta per hari omzet kotor. Sekarang di TM 2 untuk bisa Rp 500 ribu per hari pada saat liburan sangat tergantung juga teman-teman pedagang," jelas Arif.

"Kalau teman-teman yang ada di (TM2 sisi) depan bisa untuk sampai Rp 1-2 juta per hari tapi kalau yang bagian tengah dan belakang untuk bisa pelaris saja susah," imbuhnya.

Selain itu, para pedagang TM2 juga resah dengan adanya isu relokasi TM2 tahap dua. Menurut Arif, relokasi tahap pertama ini para pedagang sama sekali tidak diajak komunikasi.

"Kita yang sekarang TM 2 yang memangku Jalan Malioboro dan Jalan Mataram yang notabene adalah tempat-tempat keramaian itu aja kondisinya seperti ini. Seperti apa kalau besok kita direlokasi ke tempat berikutnya," ungkap Arif.

"Keinginan semua teman-teman kalau memang bisa kita kembali ke selasar dengan ditata seperti apa itu juga akan bisa menghemat anggaran dari pemerintah tidak harus membangun gedung-gedung yang puluhan miliar," jalas dia.

Massa pedagang Teras Malioboro 2 menggeruduk Kompleks Kepatihan, Kamis (14/12/2023).Massa pedagang Teras Malioboro 2 menggeruduk Kompleks Kepatihan, Kamis (14/12/2023). Foto: Adji G Rinepta/detikJateng

Respons Pemerintah

Sementara itu, Paniradya Pati Keistimewaan DIY, Aris Eko Nugroho menjelaskan pihaknya akan menyampaikan aspirasi massa kepada pemerintah.

"Kami nanti akan coba sampaikan apa yang kami rancang. Kemudian dari mereka ada masukan seperti apa tapi kondisinya ya seperti itu," jelas Aris usai aksi massa.

"Apa yang menjadi keluhan mereka coba kita cari solusi walaupun tidak 100%, mesti ada proses yang perlu dijalani," imbuhnya.

Aris juga merespons kekhawatiran pedagang soal relokasi tahap dua tidak menjawab keluhan soal omzet. Menurutnya, jika dirancang dengan baik maka relokasi itu tetap bisa mengundang pengunjung maupun wisatawan.

"Bagaimana bisa pemerintah berkolaborasi dengan mereka semua. Karena kami masih punya keyakinan kalau kita bisa menampilkan sesuatu yang beda, orang akan tertarik datang. Tempat rapi, tempatnya bagus, kemudian masyarakat menganggap itu sebagai ikonnya Jogja, saya yakin nanti jadi tempat penumbuh ekonomi baru," ujarnya.

Pemerintah telah menyiapkan dua lokasi relokasi tahap dua untuk TM2. Direncanakan dua lokasi tersebut siap dibangun pada 2024 mendatang.

"Itu prosesnya 2024, semoga 2024 itu jadi. Setelah jadi, dilakukan pemindahan di dua lokasi tersebut. 700-an berada di belakang Ramayana Ketandan, kemudian 300-an berada di sebelah TM1," tutup Aris.




(ams/dil)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjogja

Hide Ads