Korban Penipuan Sasar Resto Jl Jogja-Wonosari Transfer Rp 1,75 Juta ke Pelaku

Korban Penipuan Sasar Resto Jl Jogja-Wonosari Transfer Rp 1,75 Juta ke Pelaku

Tim detikJogja - detikJogja
Rabu, 06 Des 2023 13:10 WIB
Pesan singkat korban dengan terduga penipu, Selasa (5/12/2023). Kasus penipuan ini menyasar sejumlah restoran di Jalan Jogja-Wonosari, Gunungkidul.
Foto: Pesan singkat korban dengan terduga penipu, Selasa (5/12/2023). Kasus penipuan ini menyasar sejumlah restoran di Jalan Jogja-Wonosari, Gunungkidul. (Muhammad Iqbal Al Fardi/detikJogja)
Jogja -

Seorang pemilik restoran di Jalan Jogja-Wonosari, Gunungkidul, mengaku menjadi korban penipuan dari seseorang yang mencatut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kasus ini diketahui juga menyasar sejumlah pemilik tempat usaha lainnya.

Korban, W (49) mengungkapkan awalnya dia dihubungi seseorang mengaku orang Kementerian PUPR di Gunungkidul. Pelaku menyampaikan soal rancangan pembatas jalan atau median di Jalan Jogja-Wonosari yang berstatus Jalan Nasional.

"Yang pertama di hari Jumat yang lalu, kami itu dihubungi dari orang itu mengatasnamakan dari Kementerian PUPR karena di depan ini kan Jalan Nasional. Jadi mereka berencana punya program untuk pasang jalan ini dibagi dua," ungkap W yang memiliki restoran di pinggir Jalan Jogja-Wonosari, Kapanewon Playen, Selasa (5/12/2023) kepada wartawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

W menceritakan, pelaku mengatakan akan ada pemasangan batas dan pelebaran jalan semeter di setiap sisi. Pelaku lalu menawarkan rancangan memotong median untuk akses menyeberang kendaraan yang hendak ke restoran.

"Kemudian dari pihak PUPR itu menawarkan bahwa kami tentu punya pelanggan yang dari arah barat (Jogja) ada bus kendaraan itu kan. Berarti kita perlu bukaan kan gitu. Nah, tentu kami berkepentingan," jelasnya.

ADVERTISEMENT

W berucap, penipu tersebut juga menawarkan untuk menguruskan dokumen analisis dampak lalu lintas atau Amdal Lalin.

"Mereka kemudian menawarkan untuk dibuat amdal lalin. Dia juga mengirimkan ke kami itu gambar perencanaannya, gambar desainnya. Kemudian dia menawarkan untuk membuat itu, secara logika kita sebagai orang bisnis kan itu kan memang kita butuh itu," paparnya.

Korban Transfer Rp 1,75 Juta ke Pelaku

W melanjutkan, pelaku lalu menawarkan skema pengurusan amdal secara mandiri atau kolektif. W mengaku karena tak ingin kerepotan, maka memilih mengurusnya secara kolektif.

"Kemudian kami ditawarkan bahwa mau mengurus sendiri atau diluruskan kolektif gitu bahasanya gitu. Mungkin kami kan tidak mau repot juga, ya udah diurus saja kolektif gitu," paparnya.

Pelaku lalu meminta biaya Rp 1,75 juta, yang kemudian W transfer pada Senin (4/12).

"Senin itu kemudian kami dihubungi lagi setengah hari itu bahwa proses itu sudah diproses. Kemudian saya tanya biayanya dia menyebutkan biaya. Transfer Senin kemarin Rp 1.750.000 itu," jelasnya.

Namun yang membuat curiga, kata W, pelaku ternyata meminta tambahan biaya untuk pemasangan tiang lampu pada Senin sore.

Karena itu, W lantas mengomunikasikannya dengan Pemkab Gunungkidul. Selain itu, dia juga mencoba mengecek kepada temannya yang kebetulan bekerja di PUPR.

W menerangkan, setelah dikonfirmasi oleh temannya, terungkap bahwa nama yang menghubunginya tidak pernah bekerja di PUPR. "Ternyata nama itu tidak ada hasilnya, bahwa itu penipuan gitu," jelasnya.

Dia menuturkan, selain dirinya, ia juga mencoba mencari tahu dengan menanyakan kepada sejumlah pemilik usaha di dekat restorannya. "Saya cek di teman-teman yang sederet ini, itu juga sama. Ada ditelepon untuk hal yang sama, ada yang dijanjikan ketemu hari Kamis," tuturnya.

W berkata, dari hasil komunikasinya, baru dia yang memutuskan transfer uang ke pelaku. Namun, ada lebih dari lima pemilik usaha yang dihubungi pelaku.

Berdasarkan keterangan pemilik usaha lain, si pelaku bahkan sudah menjanjikan untuk datang dan melakukan survei. W pun menduga hal tersebut merupakan modus penipuan baru. Ia telah menyampaikan informasi yang dialaminya ke Polsek Playen.

Keterangan Polisi

Terpisah, Kapolsek Playen AKP Sigit Teja Sukmana mengonfirmasi adanya dugaan penipuan tersebut.

"Itu sudah kemarin sore sampai Maghrib saya di sana. Intinya para pengusaha di sepanjang jalan Gading-Siyono ada beberapa yang dihubungi bahwa di jalan nasional itu akan dibangun media jalan (pembatas jalan)," jelas Sigit kepada detikJogja saat ditemui di kantornya, Selasa (5/12).

"Itu sudah ditindaklanjuti kemarin sudah dilaksanakan konsultasi hukum. Diketahui bahwa modusnya memberitahu pengusaha di jalan nasional mengenai pembangunan tersebut jika dipotong agar tidak menyambung sehingga bisa masuk ke usahanya. Maka diurus perizinan untuk mendesain RAB. Setelah itu dia sudah terlanjur mentransfernya," paparnya.

Sigit pun mengimbau jika warga menerima informasi serupa atau informasi lain yang meminta sejumlah uang untuk melaporkan ke pihak kepolisian.




(apu/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads