Pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) wilayah DIY ikut mengkritik ucapan politisi mereka, Ade Armando yang menyinggung mengenai politik dinasti di Jogja. Mereka pun menyerukan supaya keistimewaan Jogja dihormati.
Sebelumnya, Ade menjadi perhatian setelah mengunggah pernyataan di akun X-nya berisi kritikan bagi BEM Universitas Indonesia (UI) dan BEM Universitas Gadjah Mada (UGM). Dia menanggapi dua BEM tersebut yang menggelar aksi protes terkait politik dinasti,
Ade menyebut aksi BEM UI dan BEM UGM ironi karena menurutnya praktik politik dinasti justru ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terus terang saya meragukan keseriusan para mahasiswa memperjuangkan demokrasi, misalnya saja saya baca bahwa ada gerakan aliansi mahasiswa di Jogja melawan politik dinasti, di video pendeknya tampil Ketua BEM UI dan Ketua BEM UGM, mereka gunakan baju kaos bertuliskan republik rasa kerajaan," kata Ade Armando seperti dilihat detikcom dalam akun X-nya, Minggu (3/12).
"Ini ironi sekali karena mereka justru sedang berada di sebuah wilayah yang jelas-jelas menjalankan politik dinasti, dan mereka diam saja," jelas Ade.
"Anak-anak BEM ini harus tahu dong kalau mau melawan politik dinasti, ya politik dinasti sesungguhnya adalah Daerah Istimewa Yogyakarta, gubernurnya tidak dipilih melalui pemilu, gubernurnya adalah Sultan Hamengku Buwono ke-X yang menjadi gubernur karena garis keturunan," lanjutnya.
PSI DIY Sebut Ucapan Ade Bukan Ranah Mereka
Ketua PSI DIY Kamaruddin memastikan ucapan Ade Armando itu tidak mewakili partai mereka. Kamar, sapaan akrabnya, menekankan mereka menghormati keistimewaan DIY yang memiliki aturan hukum yang istimewa seperti UU Keistimewaan. Menurutnya, komentar Ade tersebut ditulisnya atas nama pribadi, bukan mewakili PSI.
"Ade Armando menyampaikannya melalui media sosial pribadi ya. Jadi memang bukan dalam ranah PSI," terang Kamar melalui keterangan tertulis yang diterima detikJogja, Senin (4/12/2023).
Kamar menjelaskan, meskipun Ade merupakan caleg mereka, tetapi tidak masuk ke dalam kepengurusan organisasi. Selain itu, Ade juga diketahui mengunggah ucapan permintaan maaf setelah ucapannya soal politik dinasti di Jogja menjadi kontroversi.
Dukung Keistimewaan Jogja
Pengurus PSI DIY menegaskan dukungan mereka bagi keistimewaan DIY. Pernyataan itu disampaikan Wakil Sekretaris DPW Ari Hidayat.
"Kami mendukung dan paham sejarah Keistimewaan Jogja," kata Wakil Sekretaris DPW PSI DIY Ari Hidayat kepada wartawan usai aksi massa di kantor DPW PSI DIY, Muja-Muju, Kota Jogja.
Sebelumnya, massa mengatasnamakan Paguyuban Masyarakat Ngayogyakarta untuk Sinambungan Keistimewaan (Paman Usman) menggeruduk kantor DPW. Dalam aksinya, mereka menuntut supaya DPP PSI melakukan langkah politik konkret terhadap Ade Armando.
Disinggung soal itu, Ari berkata pihaknya menerima tuntutan massa. Dia menyatakan bakal segera meneruskan aspirasi ini ke DPP.
"Kedua, aspirasi dari teman-teman kita sampaikan ke DPP, secepatnya. Kita usahakan secepatnya, dua hari ini. Setelah acara ini kita langsung komunikasikan ke DPP untuk segera merespons," jelasnya.
Massa aksi di depan kantor DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Muja-muju, Kota Jogja, Senin (4/12/2023). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja |
'Belajar Sebelum Komentar'
Anggota Fraksi PSI di DPRD DIY, Raden Stevanus Handoko meminta supaya semua pihak menghormati Keistimewaan DIY. Seruan ini disampaikan bukan tanpa alasan.
Menurut Raden, Kasultanan Yogyakarta sudah berdiri jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni sejak 1755. Selain itu, Jogja juga punya sejarah panjang dalam berdirinya Republik Indonesia.
"Yogyakarta sudah sejak 1755 merupakan negeri yang Merdeka jauh sebelum Indonesia Merdeka. Yogyakarta telah memiliki pemerintah, wilayah, rakyat dan pengakuan sebagai negeri yang Merdeka jauh sebelum Indonesia berdiri. Yogyakarta didirikan oleh Sri Sultan Hamengku Bowono I," ungkapnya.
"Sebagai contoh di masa awal kemerdekaan, proses pembentukan dasar negara, UUD 1945, Pancasila, tokoh Yogyakarta memiliki andil besar dalam membangun Republik Indonesia", lanjutnya.
Karena itulah, menurut Raden keistimewaan DIY harus dihargai dan dihormati. Seluruh elemen masyarakat berbagai generasi baiknya mengetahui sejarah panjang DIY sebelum mempertanyakan Keistimewaan DIY.
"Alangkah bijak jika tidak paham, baiknya untuk mempelajari sejarah panjang tersebut sebelum berkomentar mempertanyakan Keistimewaan Yogyakarta," ujar Raden.
"Jadi sudah selayaknya generasi penerus tetap menghormati, memahami dan menghargai perjuangan, pengorbanan para pendahulu kita semua yang memperjuangkan berdirinya Republik Indonesia," pungkasnya.
Ade Armando Minta Maaf
Begitu ucapannya menjadi polemik, Ade Armando mengunggah permintaan maaf. Dirinya meminta maaf jika videonya pernyataannya menimbulkan kegaduhan.
Permintaan maaf itu disampaikan Ade melalui video yang diunggah di akun X miliknya, @adearmando61, Senin (4/12/203). Dia menyampaikan permohonan maaf karena merasa video yang dibuatnya menimbulkan kegaduhan dan menyinggung banyak pihak di Yogyakarta.
"Saya ingin ajukan permohonan maaf sebesar-besarnya seandainya video saya terakhir tentang politik dinasti telah menimbulkan ketersinggungan dan kegaduhan terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta," kata Ade Armando yang sudah mengizinkan video untuk dikutip, dilansir detikNews.
(apu/aku)













































Komentar Terbanyak
Sultan HB X soal Keracunan MBG di SMA Teladan: Saya Kan Sudah Bilang...
Jokowi Hadiri Acara Dies Natalis Fakultas Kehutanan UGM
Kenapa Harimau Takut sama Kucing? Simak Faktanya