Bocah SMP di Kulon Progo Bolos Sekolah Sebulan gegara Terjerat Judol-Pinjol

Bocah SMP di Kulon Progo Bolos Sekolah Sebulan gegara Terjerat Judol-Pinjol

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Sabtu, 25 Okt 2025 16:16 WIB
Ilustrasi judi online
Ilustrasi judi online. Foto: Getty Images/humonia
Kulon Progo -

Seorang pelajar tingkat menengah pertama (SMP) di Kokap, Kulon Progo, tidak masuk sekolah selama satu bulan. Terungkap, remaja itu ternyata malu karena punya utang dengan teman-temannya gegara terjerat judi online (judol) dan pinjaman online (pinjol).

Kini, murid tersebut tengah dalam pengawasan intensif Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo.

"Kami mendapat laporan tentang pelajar tingkat SMP terjerat pinjol dan judol. Awalnya pelajar yang berasal dari Kokap ini tidak masuk sekolah tanpa alasan yang jelas selama satu bulan," ungkap Sekretaris Disdikpora Kulon Progo, Nur Hadiyanto, saat dimintai konfirmasi wartawan, Sabtu (25/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nur menerangkan dari hasil penelusuran, diketahui alasan pelajar tersebut tidak masuk sekolah karena malu dengan teman-temannya. Diketahui pelajar tersebut sempat meminjam uang teman-temannya dengan total Rp 4 juta untuk judol dan mencicil pinjol.

ADVERTISEMENT

Adapun utang itu belum dikembalikan, sehingga membuatnya takut dan memilih bolos sekolah.

"Penyebabnya karena takut tidak bisa membayar uang yang dipinjam dari teman-temannya. Uang itu juga digunakan untuk membayar pinjol yang digunakan untuk judol," terangnya.

"Ya kurang lebih sekitaran Rp 4 juta yang dipinjam dari teman-temannya," lanjut Nur.

Nur mengatakan pelajar tersebut mulai terjerat judol setelah mencoba game online yang mengharuskan top up uang. Hal itu berlangsung terus menerus hingga membuatnya ketagihan. Walhasil, pelajar itu memilih pinjol untuk memenuhi hasratnya berjudol.

"Awalnya karena game online, terus kecanduan sampai akhirnya kaya gitu," ujarnya.

Nur mengatakan kasus ini menjadi yang pertama ditangani pihaknya. Dalam penanganan ini, Disdikpora Kulon Progo berkoordinasi dengan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-PPPA) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk membantu pemulihan psikis pelajar tersebut.

Terkait nasib pendidikan pelajar tersebut, Nur akan mengupayakan yang terbaik. Disdikpora bakal membantu proses pemindahan ke sekolah lain, jika dikehendaki oleh pelajar yang bersangkutan.

"Kalau dipindahkan akan kami bantu prosesnya. Kalau tidak, yang bersangkutan bisa ikut program Kejar Paket B," ujarnya.




(apu/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads