Mediasi Kasus Renang Popkab Sleman, Raudi Akmal Ungkap Pentingnya Teknologi

Mediasi Kasus Renang Popkab Sleman, Raudi Akmal Ungkap Pentingnya Teknologi

Moch Prima Fauzi - detikJogja
Kamis, 30 Nov 2023 22:35 WIB
Anggota DPRD Sleman, dr. Raudi Akmal mengungkapkan tindak lanjut dugaan kasus kecurangan lomba renang yang viral baru-baru ini telah diselesaikan. Foto diunggah Kamis (30/11/2023).
Anggota DPRD Sleman, dr. Raudi Akmal mengungkapkan tindak lanjut dugaan kasus kecurangan lomba renang yang viral baru-baru ini telah diselesaikan. Foto diunggah Kamis (30/11/2023). Foto: Istimewa
Sleman -

Anggota DPRD Sleman dr. Raudi Akmal mengungkapkan tindak lanjut dugaan kasus kecurangan lomba renang yang viral baru-baru ini telah diselesaikan. Pemkab Sleman melalui Dispora telah memfasilitasi pertemuan antara pihak orangtua peserta dan pihak panitia.

"Alhamdulillah sudah selesai. Pagi tadi kedua belah pihak berhasil di mediasi. Kesepakatannya, Egi tetap meraih juara 2," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (30/11/2023).

Raudi mengaku media sosialnya ramai diserbu netizen yang mengirimkan video curhatan Ibunda Egi, Duria, saat putranya gagal di Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten (Popkab) Sleman yang viral di media sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam keterangan video itu diceritakan orang tua atlet bernama Egi yang berhasil finish di posisi kedua dalam lomba renang 100 meter gaya bebas, ternyata diumumkan tak juara.

"Banyak yang mengirimkan saya DM, juga komen dengan tag akun pribadi saya terkait kasus ini. Setelah itu saya langsung komunikasikan ke Dispora untuk ditindaklanjuti dengan mengadakan pertemuan semua pihak yang terkait" ujar dr. Raudi Akmal.

ADVERTISEMENT

Dari hasil mediasi, panitia menyampaikan kalau tidak ada kecurangan, tetapi ada human error dari perangkat pertandingan maupun proses sebelum kejuaraan sehingga terjadi kesalahan.

"Setelah kami pelajari aturan lomba dan mendengar penjelasan panitia, kami simpulkan ini memang human error. Tidak ada kecurangan, kami kemudian berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi karena berkaitan dengan mental dan apresiasi anak yang sudah bekerja keras. Jangan sampai hal-hal seperti ini memadamkan semangat anak untuk menoreh prestasi" tegas dr. Raudi Akmal.

Raudi juga menyampaikan ke depan perlombaan seperti ini perlu didukung teknologi yang bisa membantu penilaian dan meminimalisir kejadian human error seperti ini.

"Kalau di negara lain sebenarnya sudah banyak teknologi yang menunjang perlombaan renang, seperti alat-alat sensor inersia atau teknologi baru lainnya. Nah ini yang perlu dipelajari, apakah bisa diterapkan di sini juga" jelasnya.




(dil/dil)

Hide Ads