Ketua BEM Universitas Indonesia (UI), Melki Sedek Huang menceritakan jika ia pernah mendapat intimidasi dari pihak yang tidak diketahui. Seperti peretasan ponsel pribadi hingga rumah dan sekolahnya didatangi aparat berseragam yang mencoba mencari data pribadinya.
Ponsel Diretas
Melki menceritakan, kejadian ponselnya diretas terjadi pada Sabtu (25/11) lalu pada pukul 04.28 WIB. Ia mendapati ada notifikasi yang masuk ke aplikasi WhatsApp-nya yang menyatakan bahwa ada yang meminta registration code dari akun WhatsApp pribadinya.
"Tidak beberapa lama bahkan saya belum klik apapun dari notifikasi tersebut, tiba-tiba akun WhatsApp saya sudah ter-log out dengan sendirinya dari handphone saya," jelas Melki kepada wartawan usai aksi di Nol Kilometer Kota Jogja, Rabu (29/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelahnya, ia mencoba untuk masuk kembali ke akun WhatsApp-nya beberapa kali namun hingga beberapa jam berselang ia masih tidak bisa masuk.
"Saya tidak bisa mengakses akus WhatsApp pribadi saya hingga sehari lebih. Hingga kemudian saya mencoba masuk kembali saya baru mendapat SMS verifikasi. Dan semua chat-chat yang ada, hilang," terangnya.
Bukan sekali ini ponsel pribadinya diretas, Melki mengaku beberapa kali kejadian serupa terjadi. Terutama ketika dia mulai menjadi Ketua BEM UI.
"Sepanjang tahun 2023, dari awal diberi amanah menjadi ketua BEM UI, saya rasa itu sudah kejadian keempat atau lima kali. Pernah juga akun Twitter, akun Instagram," ungkapnya.
Sekolah-Rumah Didatangi Aparat Berseragam
Selain peretasan, menurut Melki, sekolah dan rumahnya juga pernah didatangi aparat berseragam. Kejadian tersebut terjadi belum lama ini, yakni pada 28 Oktober 2023 lalu. Ia menceritakan, awal mula sekolahnya dulu yang didatangi aparat.
"28 Oktober kemarin, saya mendapat telfon dari seorang guru di sekolah. Katanya ada aparat berseragam datang ke sekolah menanyakan hal-hal personal tentang saya kepada seorang guru," paparnya.
"Alamat rumah, nomor telfon saya, nomor telfon ibu saya, dan beberapa hal yang berkaitan dengan yang berkaitan dengan ranah privat seperti kebiasaan saya di sekolah gimana, ruangan kelas yang mana," lanjut Melki.
Mendengar informasi tersebut, Melki sontak menelepon ibunya di rumah. Benar saja, menurut ibunya di hari yang sama ada juga aparat berseragam yang mendatangi rumahnya. Aparat tersebut juga menanyai informasi pribadinya.
"Menanyakan hal-hal yang straight forward ke ibu, 'Ini betul rumah Melki?', 'Melki ada jadwal baliknya, kapan dia rutin balik?', 'Komunikasi ke Ibu se-intens apa?', 'Ibu sekarang kegiatannya apa?', 'Paling malam balik jam berapa?," ujarnya menirukan pertanyaan dari aparat tersebut.
Melki mengaku tak mengetahui siapa pihak yang telah meretas dan mendatangi sekolah serta rumahnya. Ia pun berharap kejadian tersebut tak terulang lagi ke depannya.
"Sampai saat ini tidak ada, tapi saya berharap tidak pernah ada lagi," harap Melki.
"Saya rasa itu sudah menjadi bukti bahwa semakin panasnya suasana menjelang Pilpres 2024, semakin panas juga hal-hal yang menimpa kelompok masyarakat kritis," tutupnya.
(apu/ahr)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja
Megawati Resmi Dikukuhkan Jadi Ketum PDIP 2025-2030