Nyamuk Wolbachia Disebar Sejak 2016 di Jogja, Dinkes Klaim Turunkan Kasus DBD

Nyamuk Wolbachia Disebar Sejak 2016 di Jogja, Dinkes Klaim Turunkan Kasus DBD

Adji G Rinepta - detikJogja
Rabu, 22 Nov 2023 17:16 WIB
Aedes mosquito sucking blood
Ilustrasi Nyamuk ber-Wolbachia (Foto: Getty Images/iStockphoto/Noppharat05081977)
Jogja -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja menyebut nyamuk ber-Wolbachia sudah disebar di wilayah Kota Jogja sejak tahun 2016 silam. Dinkes Kota Jogja juga mengklaim kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) turun semenjak adanya nyamuk ber-Wolbachia ini.

Disebar di Kota Jogja Pada 2016

Kasi P2M dan Imunisasi Dinkes Kota Jogja, Endang Sri Rahayu mengatakan pertama kali nyamuk ber-Wolbachia diuji coba dengan disebarkan ke wilayah kota Jogja pada 2016. Sebelumnya uji coba dilakukan terlebih dahulu di dua lokasi pada 2015.

"Sebelum di Kota (Jogja) sudah ada uji coba sebelumnya, awal mula akan diterapkan itu (2015) disebari dulu di Jonggangan, Bantul dan Kronggahan, Sleman. Waktu itu disebar bentuk nyamuk," jelas Endang kepada wartawan di Balai Kota Jogja, Rabu (22/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian hasil uji coba di dua lokasi tersebut, terang Endang, terdapat satu masalah dari hasil evaluasi. Yakni masyarakat di lokasi terganggu dengan suara-suara nyamuk.

Dari hasil evaluasi tersebut, akhirnya uji coba dilakukan dengan menyebar telur nyamuk ber-Wolbachia. Uji coba kedua ini dilakukan di dua wilayah di Kota Jogja pada 2016. Kemudian lambat laun mulai disebar ke seluruh wilayah Kota Jogja.

ADVERTISEMENT

"Kemudian pas di Kota, itu disebarinnya dalam bentuk telur. Awalnya hanya di Wirobrajan dan Tegalrejo. Masih pilot project, pakai tahapan-tahapan," jelas Endang.

"Setelah nyaman disebar dalam bentuk nyamuk, akhirnya disebar ke seluruh wilayah kota Jogja. Kemudian satu yang tak disebari awal untuk pembanding itu di Kotagede," lanjutnya.

Endang mengatakan, seluruh wilayah kota Jogja telah disebari nyamuk ber-Wolbachia termasuk Kotagede. Penyebaran pun sudah selesai dilakukan dan saat ini pihaknya hanya me-maintenance populasi nyamuk tersebut.

"Sudah dibuktikan bahwa populasi nyamuk Wolbachia itu bertahan 80% ke atas. Setelah berhenti penyebaran kan dilakukan maintenance," jelasnya.

Turunkan Kasus DBD di Kota Jogja

Endang menjelaskan bagaimana nyamuk ber-Wolbachia ini bekerja dan mampu mengurangi kasus DBD di Kota Jogja. Yakni dengan adanya bakteri Wolbachia yang ada dalam nyamuk tersebut.

"Bakteri Wolbachia yang ada di tubuh nyamuk itu bisa mengeliminir virus DBD. Sehingga ketika dalam tubuh (nyamuk) ada bakteri Wolbachia, virus (DBD) ini tidak menularkan ke orang lain saat nyamuk ini menggigit. Jadi manfaatnya ada di dalam tubuh nyamuk itu," ungkapnya.

Endang mengklaim nyamuk ini terbukti mampu menurunkan kasus DBD di Kota Jogja. Ia pun membeberkan data kasus DBD di Kota Jogja yang dihimpun Dinkes Kota Jogja.

"Dan sudah terbukti menurunkan insidensi DBD itu sebanyak 77%, dan menurunkan hospitalisasi artinya kasus yang mondok yang masuk RS itu bisa diturunkan sampai 86%," bebernya.

"Kasus di Jogja sampai bulan Oktober (2023) kemarin hanya 85 kasus, padahal tahun lalu setahun itu 180 kasus," lanjut Endang.

Meski begitu, Endang menegaskan jika nyamuk ber-Wolbachia ini bukan untuk menggantikan program-program pengendalian DBD yang sudah ada.

"Adanya Wolbachia itu tidak menghilangkan program-program pencegahan yang sudah ada. Artinya Wolbachia ini hanya melengkapi program-program pengendalian DBD yang sudah jalan," tutupnya.




(rih/ahr)

Hide Ads