Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali mengintai Gresik. Dalam dua pekan terakhir, tercatat tiga anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) meninggal dunia akibat penyakit tersebut.
Kasus terbaru menimpa AA, siswa kelas V SD. Ia sempat dirawat di ruang ICU sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Kamis (15/5/2025).
Berdasarkan informasi yang diperoleh detikJatim, AA dibawa ke rumah sakit setelah mengalami demam selama lima hari. Saat tiba, kondisinya sudah masuk fase dengue shock syndrome (DSS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Trombositnya sudah cukup rendah, di angka 17 ribu. Kesadarannya pun sudah menurun," ujar salah satu tenaga medis, Senin (19/5/2025).
Selama dirawat di ICU, anak berusia 10 tahun itu sempat mendapat penanganan intensif. Namun, nyawanya tak tertolong.
"Sempat dilakukan pijat jantung, transfusi darah, dan pemberian cairan. Meninggal di ICU," tambahnya.
Selain AA, dua anak lainnya yang juga meninggal akibat DBD adalah IA dan satu anak lain yang identitasnya dirahasiakan. IA sempat menjalani perawatan di RSUD Ibnu Sina.
"Saat sampai di RSUD, kondisinya sudah berat, jadi langsung masuk ke ICU," kata Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Ibnu Sina, dr Irma Wesprimawari SpPD.
Sebelumnya, IA sempat dibawa keluarganya ke rumah sakit swasta di kawasan kota. Hasil tes darah belum menunjukkan gejala DBD sehingga ia dipulangkan dengan beberapa obat. Kondisinya sempat stabil, namun beberapa hari kemudian kembali memburuk dan akhirnya meninggal dunia di ICU RSUD Ibnu Sina.
Sementara itu, satu anak lainnya tidak sempat dirujuk ke rumah sakit utama.
"Yang satu lagi langsung rumah sakit dan meninggal," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Gresik, dr Puspitasari Whardani.
Puspitasari mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan menjaga kebersihan lingkungan, terutama dengan memberantas sarang nyamuk.
"Ini mengapa kita selalu himbau pentingnya PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) sebagai pencegahan yang utama dalam menanggulangi DBD," pungkasnya.
(ihc/hil)