Sekitar 200 pasien telah dievakuasi dari Rumah Sakit Indonesia di Gaza menyusul serangan Israel yang menewaskan 12 orang, pada Senin (20/11). Para pasien diangkut menggunakan bus ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Jalur Gaza bagan selatan.
Dilansir detikNews, juru bicara Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan kepada kantor berita AP dan AFP bahwa Palang Merah juga turut membantu mengevakuasi 400 pasien lainnya.
Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Marwan Al-Sultan, mengatakan kepada BBC bahwa masih terdengar penembakan di area tersebut. Marwan meyakini serangan itu berasal dari pasukan Israel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut serangan terhadap rumah sakit tersebut 'mengerikan'. Sebelumnya, juru bicara Kementerian Kesehatan di bawah kendali Hamas, Ashraf al-Qudra, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa puluhan orang terluka akibat serangan udara tersebut.
Menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas, Israel berusaha 'menghentikan layanan Rumah Sakit Indonesia sepenuhnya'. Menyusul serangan tersebut, tank-tank Israel telah bergerak ke Rumah Sakit Indonesia yang berlokasi di Gaza utara.
Beberapa waktu lalu, Dokter Marwan menuturkan kepada BBC bahwa tentara Israel sudah ada sekitar 20 meter dari gedung tersebut. Dia mengaku mendengar suara tembakan di sekitarnya, serta unit perawatan pascaoperasi di rumah sakit tersebut telah diserang.
Namun pernyataan terbaru militer Israel tidak menyinggung penyerbuan di dekat rumah sakit tersebut. "Pasukan IDF [Pasukan Pertahanan Israel] terus beroperasi di Jalur Gaza, mengarahkan pesawat untuk menyerang teroris, infrastruktur teroris, dan menemukan lokasi senjata dan peralatan militer," bunyi pernyataan IDF, dikutip dari detikNews.
IDF juga mengklaim tiga komandan Hamas telah terbunuh.
Pemerintah Indonesia Mengutuk Sekerasnya
Pemerintah Indonesia menyatakan 'mengutuk sekeras-kerasnya' serangan Israel ke RS Indonesia yang menewaskan warga sipil. "Serangan tersebut merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum humaniter internasional," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di Beijing, China.
Terdapat tiga relawan MER-C asal Indonesia yang bertugas di RS Indonesia. Namun baik MER-C maupun Kementerian Luar Negeri RI 'masih hilang kontak' dengan ketiganya.
Organisasi yang mengelola kebutuhan dan pelayanan medis di Rumah Sakit Indonesia, MER-C mengatakan serangan Israel di rumah sakit tersebut dimulai pada Senin pagi waktu setempat.
Manajer lapangan RS Indonesia di Gaza, Nur Ikhwan Abadi mengatakan pasukan Israel menyerang secara langsung rumah sakit dari arah utara.
"Serangan ini menyasar ke lantai tiga Rumah Sakit Indonesia, menyebabkan informasi sampai saat ini, 12 orang syahid (meninggal dunia), dan beberapa lainnya luka-luka," kata Nur Ikhwan dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (20/11).
Menurut Nur Ikhwan, lantai empat RS Indonesia 'sudah bolong' karena diserang oleh mortal Israel.
"Serangan di lantai empat ini memang dekat dengan ruangan ICCU, dan para tenaga kesehatan tidak bisa mengevakuasi pasien yang ada di ICCU di lantai tiga, karena setiap ada pergerakan di dalam rumah sakit, Israel langsung menembak secara langsung ke dalam Rumah Sakit Indonesia," jelas Ikhwan.
Ikhwan mengatakan terdapat sekitar 700 pasien yang tengah dirawat serta tenaga medis di rumah sakit tersebut.
Selain itu, terdapat sekitar 5.000 pengungsi di RS Indonesia, mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
"Tidak ada alasan kuat Israel menyerang karena di dalam Rumah Sakit Indonesia terdiri hanya pasien-pasien yang sedang dirawat, dan banyak pengungsi yang tinggal adalah wanita dan anak-anak," tuturnya.
(dil/ahr)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan