Lima anak di Kulon Progo dinyatakan suspek terjangkit Japanese Enhcephalitis (JE). Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo mengungkap gejalanya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo, Rina Nuryati mengatakan JE merupakan virus penyebab radang otak. Virus yang ditularkan lewat nyamuk jenis Culex ini memicu sejumlah gejala bagi penderitanya.
Gejala itu meliputi demam tinggi, kejang-kejang, hingga penurunan kesadaran. Gejala tersebut dialami oleh lima anak suspek JE di Kulon Progo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Suspek JE itu ada kriterianya, mulai dari demam tinggi, ada kejang, lalu penurunan kesadaran. Nah kebetulan lima anak ini sudah dirawat di rumah sakit semua dan sudah dapat penanganan dokter spesialis anak. Ketika diperiksa mereka mengalami gejala yang mengarah ke situ (terjangkit virus JE)," kata Rina saat dimintai konfirmasi wartawan, Selasa (14/11/2023).
Rina mengatakan kelima anak dinyatakan suspek JE saat menjalani perawatan di rumah sakit yang berbeda dan pada waktu yang tidak bersamaan. Kasus pertama dilaporkan pada akhir Oktober 2023 dan terus ditemukan kasus baru pada awal November 2023.
"Jadi tidak bersamaan. Kisaran akhir Oktober sampai awal November kemarin. Jadi baru akhir-akhir ini," ujarnya.
Rina mengungkapkan, dari lima anak itu salah satunya dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan empat anak lain dalam kondisi membaik dan sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
"Untuk kondisinya, empat anak sudah membaik dan kabarnya telah dipulangkan dari rumah sakit. Sedangkan satu anak meninggal dunia," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, suspek virus Japanese Enhcephalitis (JE) ditemukan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Virus penyebab radang otak (Ensefalitis) ini dilaporkan menginfeksi lima orang anak, salah satunya meninggal dunia.
"Iya benar kami menemukan lima anak suspek JE, dengan satu di antaranya meninggal dunia," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo, Rina Nuryati, saat dimintai konfirmasi wartawan, Selasa (14/11).
Rina mengatakan temuan ini merupakan hasil dari kegiatan surveilans virus JE yang rutin digelar oleh Dinkes Kulon Progo. Dalam pelaksanaannya, petugas surveilans memeriksa kondisi kesehatan masyarakat, khususnya yang mengalami gejala mirip JE meliputi demam tinggi, kejang dan penurunan kesadaran.
Dari surveilans inilah, Dinkes Kulon Progo menemukan lima orang anak suspek JE. Kelima anak ini dinyatakan suspek JE saat menjalani perawatan di rumah sakit pada akhir Oktober-awal November 2023.
"Jadi kelima anak ini sudah dirawat di rumah sakit yang berbeda-beda dan sudah mendapat penanganan oleh dokter anak. Dalam pemeriksaan, anak-anak ini menunjukkan gejala JE," jelasnya.
"Untuk kondisinya, empat anak sudah membaik dan kabarnya telah dipulangkan dari rumah sakit. Sedangkan satu anak meninggal dunia," imbuhnya.
Rina mengatakan, Dinkes Kulon Progo, telah mengambil sampel dari lima suspek JE tersebut. Sampel ini juga sudah dikirim ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Jogja untuk dilakukan uji laboratorium tapi belum keluar hasilnya.
(dil/sip)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi