Virus Japanese Encephalitis yang Ramai di Kulon Progo Rentan Serang Anak

Virus Japanese Encephalitis yang Ramai di Kulon Progo Rentan Serang Anak

Tim detikJogja - detikJogja
Selasa, 14 Nov 2023 14:57 WIB
Ilustrasi Bayi Sakit
Ilustrasi bayi yang terkena demam. Virus Japanese Encephalitis di Kulon Progo rentan serang anak. (Getty Images/iStockphoto/geargodz)
Kulon Progo -

Virus Japanese encephalitis sedang ramai di Kulon Progo. Sebab, penyakit ini diduga sudah menginfeksi 5 anak dengan satu di antaranya meninggal.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo, Rina Nuryati berkata virus penyebab radang otak (ensefalitis) ini bersifat zoonosis. Atau, ditularkan dari hewan ke manusia.

Rina menerangkan, virus JE ini dibawa nyamuk jenis Culex yang telah terinfeksi dari binatang seperti sapi, ayam, dan jenis unggas lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi penularannya itu bukan manusia ke manusia, tapi lewat binatang, di mana paling banyak dari nyamuk Culex," jelasnya kepada awak media, Selasa (14/11/2023).

Anak-anak Paling Rentan Terinfeksi

Nyamuk Culex merupakan jenis nyamuk yang biasa ditemukan di sekitar rumah, area persawahan, kolam, atau daerah yang selalu digenangi air. Nyamuk Culex bisa menularkan virus JE ke manusia.

ADVERTISEMENT

Masih dalam paparan Rina, kelompok usia di bawah 15 tahun atau anak-anak jadi kalangan paling rentan terinfeksi. Sebab, kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya terbentuk.

"Dewasa bisa, tapi yang rentan itu anak-anak di bawah usia 15 tahun. Makanya kita prioritaskan pemerintah akan memberikan imunisasi JE pada tahun depan untuk anak-anak umur 15 ke bawah," ujarnya.

Sebagai langkah antisipasi, Rina mengimbau masyarakat agar menjaga kondisi tubuh tetap prima.

"Antisipasinya harus jaga kebersihan, memastikan kondisi rumah bersih biar tidak ada nyamuk. Terus karena dia virus, kita harus menjaga kondisi tubuh," pungkasnya.

Ditemukan dari Surveilans

Rina melanjutkan, kasus suspek virus Japanese Encephalitis bukanlah temuan baru. Tahun lalu pihaknya juga menemukan enam dugaan kasus. "Tapi seluruhnya dinyatakan negatif," kata dia.

Dia menjelaskan, temuan kasus ini merupakan hasil dari kegiatan surveilans yang rutin dilakukan Dinas Kesehatan Kulon Progo. Para petugas memeriksa kondisi kesehatan masyarakat, khususnya yang mengalami gejala mirip JE seperti demam tinggi, kejang, dan penurunan kesadaran.

Dari surveilans itulah Dinkes Kulon Progo menemukan lima anak suspek JE. Kelima anak itu dinyatakan suspek JE saat menjalani perawatan di rumah sakit pada akhir Oktober sampai awal November 2023.

"Jadi kelima anak ini sudah dirawat di rumah sakit yang berbeda-beda dan sudah mendapat penanganan oleh dokter anak. Dalam pemeriksaan, anak-anak ini menunjukkan gejala JE," jelas Rina.

"Untuk kondisinya, empat anak sudah membaik dan kabarnya telah dipulangkan dari rumah sakit. Sedangkan satu anak meninggal dunia," imbuhnya.

Rina mengatakan pihaknya telah mengambil sampel dari lima suspek JE tersebut. Sampel ini juga sudah dikirim ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Jogja untuk dilakukan uji laboratorium.

"Sampel tersebut sudah kami kirim ke BBTKLPP Yogyakarta, tapi sejauh ini belum keluar hasilnya. Kami berharap hasilnya negatif," ucapnya.




(apu/ams)

Hide Ads