Miris! Situs Cagar Budaya Gua Siluman Tak Terawat-Dilewati Comberan

Miris! Situs Cagar Budaya Gua Siluman Tak Terawat-Dilewati Comberan

Mahendra Lavidavayastama, Jihan Nisrina Khairani - detikJogja
Kamis, 26 Okt 2023 19:51 WIB
Aliran air limbah warga sekitar tampak mengotori situs cagar budaya Gua Siluman Jogja. Foto diambil Selasa (24/10/2023).
Potret aliran air limbah warga sekitar tampak mengotori situs cagar budaya Gua Siluman Jogja. Foto diambil Selasa (24/10/2023). Foto: Mahendra Lavidavayastama/detikJogja
Bantul -

Kondisi Situs Gua Siluman yang berada di wilayah Banguntapan, Bantul, cukup memprihatinkan. Bangunan cagar budaya itu tidak terawat dan justru menjadi tempat pembuangan limbah air dari warga sekitar.

Saat dikunjungi detikJogja, pada Selasa (24/10/2023) lalu, situs yang terletak di Jalan Wonocatur ini tampak sepi pengunjung. Gaya bangunannya sendiri memiliki arsitektur yang hampir sama dengan pesanggrahan lain, seperti Warungboto dan Taman Sari.

Namun, saat memasuki area Situs Gua Siluman ini terlihat saluran limbah yang melintang di area tengah pesanggrahan, dari dalam gua hingga melewati dua kolam dan menuju ke selokan area sawah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juru pelihara yang ditugaskan Badan Pelestarian Kebudayaan Wilayah X Yogyakarta, Budianto (53) menyebut dulunya situs ini memiliki kanal dengan air yang jernih. Akan tetapi, pengelolaan situs yang terlambat menyebabkan warga sekitar malah membuang limbah air ke tempat tersebut.

"Itu dulu jalan air, dulu jernih airnya ngalir ke sini terus nyemplung ke kolam yang ini. Ya sekitar gua itu alirannya. Tapi sayang ada comberannya, terlambat (penanganan)," ujar Budianto saat ditemui detikJogja di lokasi, Selasa (24/10).

ADVERTISEMENT

Kini limbah rumah tangga dari warga sekitar justru mencemari bangunan cagar budaya tersebut. Budianto menyayangkan kondisi situs yang menurutnya cukup menyedihkan. Dia merasa masyarakat sekitar justru abai terhadap peninggalan bersejarah tersebut.

"Sayangnya masyarakat kurang peduli. Belum lagi ini dilewati comberan. Setiap hari ada terus. Itu yang jadi permasalahan," ujar Budianto.

Adapun jalur limbah air yang melalui bagian dalam gua malah menghambat para pengunjung yang hendak datang melihat-lihat. Budianto menyebut selain terhalang genangan air, bau dari limbah juga menyengat.

"Cuma buat pengunjungnya itu kalau mau ke sana-sana kehalang limbah, becek, baunya nggak enak," kata dia.

Situs Gua Siluman di Bantul selain menjadi pesanggrahan Sri Sultan HB II ternyata juga menjadi tempat pabrik senjata. Konon, ada dua meriam di Keraton Jogja yang diproduksi dari situs ini. Foto diambil Selasa (24/10/2023).Situs Gua Siluman di Bantul selain menjadi pesanggrahan Sri Sultan HB II ternyata juga menjadi tempat pabrik senjata. Konon, ada dua meriam di Keraton Jogja yang diproduksi dari situs ini. Foto diambil Selasa (24/10/2023). Foto: Mahendra Lavidavayastama/detikJogja

Sebagai juru pelihara, ia mengeluhkan sulitnya merawat Situs Gua Siluman yang dibangun pada era Raja Keraton Jogja Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) II ini. Budianto meminta agar limbah rumah tangga dari warga sekitar segera dibersihkan.

"Itu yang limbahnya (dibersihkan), biar pengunjungnya nyaman, yang bersihin juga mudah ngerawatnya. Sebenarnya susah tapi karena sudah tugasnya nggak boleh ngeluh," ujar dia.

Digunakan Jadi Tempat Ritual

Merespons hal tersebut, perwakilan dari pihak BPK Wilayah X, Himawan mengamini limbah sebagai salah satu momok penyebab rusaknya situs yang dulu menjadi pabrik senjata Sultan HB II itu. Dia juga menyoroti masyarakat sekitar yang kerap menggelar ritual-ritual yang menurutnya cukup mengganggu.

"Itu salah satu ancaman terbesar ya pembuangan limbah dari masyarakat di situ karena letaknya di bawah tadi. Jadi tidak hanya itu aja, tapi kondisi lingkungan Gua Siluman tidak bagus. Kalau malam Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon itu ada upacara ritual di situ. Jadi itu memang mengganggu," kata pamong budaya itu saat dihubungi detikJogja pada hari yang sama.

Selengkapnya di halaman berikut.

Warga Tetap Bandel Buang Limbah

Meski telah melaksanakan penyuluhan kepada warga sekitar Situs Gua Siluman, Himawan menyebut jika limbah tersebut masih saja menggenangi kompleks pesanggrahan.

"Jadi kalau kita sebisa mungkin itu juga udah sosialisasi ke masyarakat itu, waktu zaman BPCB dulu. Tapi memang tidak serta merta mengubah image masyarakat di situ untuk tidak membuang limbah di situ, itu juga sulit," ungkapnya.

Pihak BPK Wilayah X sendiri harus berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bantul untuk melakukan pemeliharaan situs. Oleh karena itu, Himawan meminta adanya kolaborasi antarpemangku kepentingan demi mengatasi permasalahan limbah di Situs Gua Siluman.

"Gua Siluman itu kita pelihara. Jadi tiap hari atau kegiatan pengelolaan di sana hanya ada konservasi atau pemeliharaan situs oleh juru pelihara. Untuk masalah limbah itu mungkin juga jadi perhatian kita. Tapi kita tidak bisa serta merta sendiri karena itu kewenangannya di wilayah Kabupaten Bantul. Jadi kita harus kerja sama dengan dinas-dinas terkait di Kabupaten Bantul," pungkas dia.

Artikel ini ditulis oleh Mahendra Lavidavayastama dan Jihan Nisrina Khairani Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.

Halaman 2 dari 2
(ams/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads