Ada yang unik dalam pernikahan massal di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mulai dari prosesi nikah yang menggunakan forklift, hingga pemilihan beras 25 kg sebagai maharnya.
Pernikahan massal unik ini diselenggarakan oleh Forum Ta'aruf Indonesia (Fortais) di area pabrik plafon milik PT Indonesia Plafon (Indofon) Semesta di kawasan Industri, Salamrejo, Sentolo, Kulon Progo. Kegiatan bertajuk Nikah Bareng Persatuan ini diikuti oleh tujuh pasang pengantin yang berasal dari Kulon Progo, Bantul, Sleman, Gunungkidul hingga Klaten, Jawa Tengah.
Keunikan nikah massal ini sudah terlihat sejak dimulainya acara siang tadi. Di mana para pengantin melakukan kirab dari Pasar Ngangkruk, menuju lokasi ijab kabul yang berada di dalam gedung produksi plafon milik PT Indofon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kirab tersebut, salah satu pasangan pengantin diangkut memakai forklift, kendaran yang difungsikan untuk mengangkut barang. Sedangkan enam pasangan lainnya berjalan kaki sembari membawa aneka poster berisi dukungan untuk kedamaian Palestina hingga semangat menyongsong Sumpah Pemuda.
Sebelum prosesi ijab kabul dimulai, setiap pengantin menyanyikan lagu Indonesia Raya, disusul pembacaan naskah Sumpah Pemuda dan doa untuk kedamaian Palestina serta kelancaran Pemilu 2024 mendatang.
Adapun saat prosesi ijab kabul, masing-masing pengantin dibagi menjadi dua tempat di dalam area pabrik. Tempat pertama dikonsep seperti halnya ijab kabul pada umumnya, di mana terdapat meja kursi untuk penghulu, pengantin dan para saksi.
![]() |
Sedangkan tempat kedua bisa dibilang cukup nyeleneh karena di mimbar dan forklift. Mimbar untuk tempat penghulu sedangkan pengantinnya duduk di forklift.
Mas kawin yang dipilih dalam kegiatan ini pun tak kalah unik. Jika biasanya mahar berupa uang atau emas, kali ini adalah beras seberat 25 kg.
Meski dikonsep secara unik nan nyeleneh, prosesi nikah massal ini tetap berlangsung khidmat. Sejumlah pengantin pria bahkan sampai meneteskan air mata karena akhirnya bisa mempersunting pasangannya.
Ketua Fortais Indonesia sekaligus panitia pelaksana Nikah Bareng Persatuan, Ryan Budi Nuryanto mengatakan kegiatan ini digelar untuk menyongsong Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober. Lewat kegiatan ini, pihaknya ingin membantu masyarakat yang kesulitan menggelar pernikahan karena terkendala biaya.
"Ini memang kita dalam rangka menyongsong Sumpah pemuda. Intinya berbeda besar jadi satu. Jadi kita menghimpun manten-manten dari beberapa wilayah, dengan kisahnya masing-masing ada yang single, janda, ada juga yang balen, teklek kecemplung kalen, timbang golek aluwung balen. Jadi ini wujud rekonsiliasi untuk rujuk kembali, membangun keluarga, membina menuju Indonesia sejahtera dan Indonesia emas 2023. Harapan kami bisa membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari," ujar Ryan saat ditemui di sela-sela Nikah Bareng Persatuan, Kamis (26/10/2023).
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
"Kemudian filosofi untuk forklift. Nah forklift ini kan untuk mengangkat dan memindahkan barang. Ibaratnya bila mereka menikah, beban seberat apapun mereka akan bisa tanggung bersama, diarungi dengan bareng-bareng sehingga menjadi ringan dan khidmat," ujarnya.
Adapun beras seberat 25 kg yang dipilih sebagai mas kawin utama pernikahan ini bermakna ketahanan pangan bagi masyarakat. "Karena kita tahu sekarang kita mulai krisis pangan. Banyak negara yang sudah tidak mengekspor beras, makanya ini wujud nyata kita panitia untuk bantu langsung manten berwujud beras," jelas Ryan.
Sementara itu CEO PT Indofon Semesta, Adit Setiawan mengatakan nikah bareng merupakan kegiatan pertama yang digelar di tempatnya. Kegiatan ini merupakan upaya perusahaan untuk membantu masyarakat yang ingin menikah tapi terganjal cekaknya biaya.
Adit mengatakan para pengantin yang ikut dalam kegiatan ini juga berkesempatan bekerja di perusahaannya. "Dengan senang hati, kita prioritaskan untuk para calon manten, karena ini bentuk kepedulian kami biar mereka punya pekerjaan apabila belum mendapatkan pekerjaan. Kebetulan pabrik ketiga sudah mau running, dan kita butuh 300-400 karyawan baru tahun ini," ujarnya.
Baca juga: Kembang Kempis Perajin Batik Pandak Bantul |
Salah satu pengantin, Hendra Adi Wijaya (26) asal, Klaten, mengaku ikut kegiatan ini karena ingin bisa segera menikahi kekasihnya, Ayu Astuti (22) asal Nanggulan, Kulon Progo. Dia dapat informasi adanya nikah massal ini dari sosial media.
"Pertama kali tahu ada nikah bareng ini dari sosmed. Lha untuk mempercepat waktu (nikah) saya mengajak calon saya buat bagaimana kalau kita coba-coba nikah bareng. Dengan persiapan yang serba mendadak, ternyata dengan niat yang baik, dan tulus akhirnya semua diperlancar dan dipermudah buat nikah seperti ini," ujar Hendra.
"Dan ini pernikahan yang sangat unik dan sangat istimewa. Di mana baru pertama kali bisa mengetahui ada nikah bareng yang seperti ini," pungkasnya.
Simak Video "Mengalami Insiden Terperosok di Air Saat Bermain Offroad di Yogyakarta"
[Gambas:Video 20detik]
(aku/ams)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu