Terkuaknya Kandungan Air Terkontaminasi Gumpalan Hitam Pantai Gunungkidul

Terkuaknya Kandungan Air Terkontaminasi Gumpalan Hitam Pantai Gunungkidul

Tim detikJogja - detikJogja
Rabu, 25 Okt 2023 07:35 WIB
Penampakan gumpalan hitam di pinggir Pantai Slili dan Krakal Kabupaten Gunungkidul. Foto diunggah pada Minggu (8/10/2023).
Penampakan gumpalan hitam di pinggir Pantai Slili dan Krakal Kabupaten Gunungkidul. Foto diunggah pada Minggu (8/10/2023). Foto: dok. SAR Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah II Baron
Jogja -

Gumpalan hitam misterius sempat membuat heboh di Pantai Krakal dan Slili, Gunungkidul. Gumpalan hitam yang berbau menyengat itu sempat disebut sebagai pemicu beberapa biota laut yang mati.

Gumpalan hitam misterius itu muncul pada Minggu (8/10/2023) lalu. Biota laut yang dilaporkan mati usai kemunculan gumpalan hitam misterius itu hanya ditemukan di Pantai Krakal. Sedangkan di Pantai Slili tidak ditemukan biota laut yang mati.

Petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul pun lalu melakukan uji sampel gumpalan hitam dan air yang terkontaminasi ke laboratorium. Setelah lebih dari dua pekan, hasil uji laboratorium air yang terkontaminsi gumpalan hitam itu pun keluar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala DLH Gunungkidul Hary Sukmono menyebut ada dua parameter yang melebihi baku mutu, yakni Biological Oxygen Demand (BOD) dan unsur fenol.

"Hasil labnya sudah keluar bahwa ada dua parameter yang melebihi baku mutu, yaitu BOD, Biological Oxygen Demand sama unsur fenol," papar Hary kepada detikJogja via telepon, Selasa (24/10/2023).

ADVERTISEMENT

Harry menyebut meski melebihi baku mutu, kedua parameter itu diduga tidak menyebabkan kematian biota laut. Pihaknya memastikan kandungan itu hanya melebihi baku mutu dan tidak berbahaya.

"Tapi baku mutu itu masih di atas, kecil, tidak besar, khususnya yang fenol. Sehingga kalau itu sebagai penyebab kematian (biota laut) enggak juga, tapi apapun yang ada di sana kondisi kemarin saat kita ambil sampelnya, ada dua parameter yang melebihi baku mutu, gitu aja," terangnya.

Sampel air laut yang diambil pun dinilai masih dalam batas aman. Sebab, kata Hary, unsur fenol hanya sedikit melebihi baku mutu.

Selanjutnya, Hary menerangkan, BOD tidak mematikan karena merupakan unsur oksigen yang dimiliki air. BOD sendiri, jelas Harry, dibutuhkan untuk penguraian oleh mikroorganisme atas bahan di air laut itu.

Sampel gumpalan hitam yang disimpan DLH Kabupaten Gunungkidul. Dipotret Jumat (20/10/2023).Sampel gumpalan hitam yang disimpan DLH Kabupaten Gunungkidul. Dipotret Jumat (20/10/2023). Foto: Muhammad Iqbal Al Fardi/detikJogja

Tidak Berbahaya

Hary sempat mengatakan gumpalan itu tidak berbahaya. Hanya saja, gumpalan itu memiliki tekstur lengket mirip minyak.

"Sejauh ini tidak (bahaya). Hanya memang kayak minyak dan kemarin saya ambil dan cuci pakai sabun itu hilang lagi, cuma yang nempel di sepatu nggak hilang-hilang," kata Hary, Selasa (10/10).

Beda Temuan di Pantai Krakal dan Pantai Slili

Gumpalan hitam misterius itu lebih banyak ditemukan di Pantai Krakal dibandingkan Pantai Slili. Aroma yang ditimbulkan gumpalan hitam itu pun lebih menyengat di Pantai Krakal.

Saat dikunjungi detikJogja, Selasa (10/10) lalu, tampak beberapa biota laut seperti kepiting dan siput di Pantai Krakal yang mati. Sedangkan di Pantai Slili tidak ditemukan adanya biota laut yang mati.




(ams/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads