Militer Israel mengaku menerima sebuah laporan intelijen sebelum Hamas menyerang pada Sabtu (7/10) lalu. Namun Israel tak menyangka Hamas melakukan serangan besar-besaran.
Dilansir detikNews, militer Israel menerima laporan intelijen beberapa jam sebelum serangan Hamas yang menewaskan lebih dari 1.200 warga Israel itu.
"Ada tanda-tanda yang muncul beberapa jam sebelum serangan, dan itu berdasarkan informasi intelijen, tapi kami tidak menyangka akan sebesar ini," ujar juru bicara militer Israel Daniel Hagari, sebagaimana dikutip media Al Arabiya, Kamis (12/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan intelijen tersebut, kata Hagari, bukanlah peringatan akan adanya kemungkinan serangan, namun dia tidak menjelaskan lebih jauh.
Dia mengatakan, militer Israel akan menyelidiki masalah ini dan mengungkapkan semua informasi kepada publik Israel.
Serangan Hamas pada Sabtu (7/10) lalu telah menimbulkan kontroversi di Israel, di tengah banyaknya tuduhan yang dilontarkan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengenai kegagalan intelijen dalam mengantisipasi serangan ini, serta bagaimana pemerintah menangani masalah ini.
Netanyahu membantah laporan bahwa pemerintahnya mengetahui serangan itu, dan menekankan bahwa laporan tersebut "sepenuhnya salah."
Netanyahu telah mengumumkan perang melawan Hamas usai serangan pada Sabtu lalu. Dia bersumpah akan menghancurkan kelompok tersebut sepenuhnya.
"Setiap anggota Hamas adalah orang mati," kata pemimpin veteran sayap kanan Israel itu, dikutip kantor berita AFP, Kamis (12/10).
Netanyahu pun menyamakan Hamas dengan kelompok ISIS dan berjanji: "Kami akan menghancurkan mereka dan menghancurkan mereka sebagaimana dunia telah menghancurkan Daesh (ISIS)."
Israel pun melakukan serangan balik di jalur Gaza dan masih berlanjut hingga kini. Tercatat hingga kini 1.100 warga di Gaza tewas, layanan kesehatan mengalami krisis, serta persediaan obat-obatan juga menipis.
Dikutip dari detikNews, seperti dilansir Arab News, Rabu (11/10), korban jiwa buntut perang antara Hamas dengan Israel terus bertambah. Perang sejak akhir pekan lalu hingga kini, dilaporkan tiga ribu orang tewas dan ribuan orang lainnya terluka. Perang sampai saat ini masih berlangsung, diperkirakan jumlah korban akan terus bertambah.
(rih/dil)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM