Beredar sebuah foto di media sosial yang memperlihatkan tumpukan sampah di Depo Kotabaru, Gindokusuman, Kota Jogja, yang dilukis dan ditulisi HUT Kota Jogja. Berikut cerita sang pelukis, Aditdoodleman saat menggambari sampah tersebut sebagai ucapan HUT Kota Jogja.
Dalam foto yang diunggah di akun media sosialnya itu, Adit, sapaanya, menggambari sampah-sampah dengan gambar mata dengan warna-warna cerah. Selain itu juga ditulisi HUT Kota Jogja.
Foto tersebut kemudian menjadi viral di media sosial setelah diunggah ulang di akun media sosial @merapi_uncover pada Minggu (8/9). Kemudian mendapat banyak perhatian dari warganet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya nggak kepikiran akan viral dan meledak seperti itu, paling nggak saya juga membantu memviralkan agar cepat untuk dikelola," terang Adit kepada wartawan di Depo Kalibaru, Senin (9/10/2023).
Pria lulusan Seni Rupa ISI Jogja tersebut mengaku tak sengaja mencari tumpukan sampah untuk direspons. Menurutnya ia hanya sekadar lewat dan langsung memiliki ide untuk menggambari tumpukan sampah tersebut.
![]() |
Adit mulai menggambari tumpukan sampah tersebut pada Minggu (8/10) pukul 16.00 WIB. Ia menggambar dengan menggunakan cat semprot dan ditemani seorang teman untuk mendokumentasikan aksinya.
"Sore saya gambar, maghrib sudah mulai diambil. Ya alhamdulillah bisa nyentil. Jam 7 (malam) itu saya dapat kabar dari temen-temen udah diambil," lanjutnya.
Lebih lanjut, Adit memiliki alasan khusus mengenai gambar yang dibuat di tumpukan sampah yakni berupa mata-mata di setiap sampah dengan menggunakan warna-warna yang mencolok.
Namun untuk tulisan HUT Kota Jogja, Adit mengaku terinspirasi dari banyak karangan bunga di sepanjang Jembatan Kleringan yang bertuliskan ucapan selamat Ulang Tahun Kota Jogja. Ia juga ingin mengucapkan selamat dengan caranya sendiri.
"Warna cerah itu karena saya pengin agar orang tertarik melirik, kok ada warna yang ngejreng ya di sampah tersebut," jelas Adit.
"Ya, karna saya ingin menampilkan mata-mata itu. Kayak bahasa kasarnya 'matane (umpatan) ini sudah ditulisi begini kok masih dibuangi sampah lagi'," lanjutnya.
Bukan sekali ini Adit melakukan aksinya. Guru Seni Rupa tersebut juga pernah melakukan aksi serupa di beberapa tempat meski begitu, tak semua tempat bisa ia kritik dengan gambar-gambarnya.
"Pertama saya di Terminal Ngabean, ada 4 titik kalau nggak salah saya gambar. Terus yang kedua di jalan Ahmad Dahlan di pojokan Gerjen itu, ketiga di plengkung Tamansari perempatan Tamansari. Yang terakhir ini," terangnya.
"Kalau itu cocok direspons saya respons, nggak harus banyak tumpukan sampahnya. Ada pertimbangan artistik juga kalau menarik digambari saya gambari," imbuh Adit.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Gambar karya Adit di tumpukan sampah tersebut merupakan kritik soal masalah sampah di Kota Jogja yang tak kunjung usai. Menurutnya, masalah ini adalah tanggung jawab bersama dan bukan cuma Pemerintah.
Adit juga tak hanya asal mengkritik, ia telah melakukan pemilahan dan pengelolaan sampah mandiri sejak setahun terakhir. Ia membuat pupuk dari sampah organik, serta menjual sampah anorganiknya. Ia berharap masyarakat juga bisa melakukan hal serupa.
"Saya nggak menyalahkan siapa-siapa, sebenarnya ini salah kita semua, warga yang nggak bisa mengelola sampahnya secara mandiri dan pemerintah juga bingung untuk mengangkut karena Piyungan ditutup," ujar Adit.
"Saya juga mendukung kalau Piyungan ditutup agar kita juga bisa mengelola sampah dengan mandiri. Mudah kok caranya, banyak caranya di aplikasi, di internet, banyak contoh cara mengelola sampah," tutupnya.

Koleksi Pilihan
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjogja
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa