UMY Berikan Pendampingan Teman Sekamar Mahasiswi Lompat dari Lantai 4

UMY Berikan Pendampingan Teman Sekamar Mahasiswi Lompat dari Lantai 4

Galardialga Kustanto - detikJogja
Jumat, 06 Okt 2023 15:55 WIB
Polisi saat melakukan olah TKP di lokasi tewasnya mahasiswi UMY di Kasihan, Bantul, Senin (2/10/2023).
Polisi saat melakukan olah TKP di lokasi tewasnya mahasiswi UMY di Kasihan, Bantul, Senin (2/10/2023). Foto: dok. Polres Bantul.
Jogja - UMY memberikan pendampingan psikologis melalui Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) kepada para penghuni University Residence (Unires). Upaya tersebut dilakukan menanggapi kasus meninggalnya salah satu mahasiswi UMY yang tewas di lokasi tersebut.

Pendampingan dilakukan dengan mengutamakan teman sekamar korban, kemudian dilanjutkan teman satu lorong dan juga penghuni lain di asrama tersebut.

Pada Senin (2/10) lalu, salah satu mahasiswi Ilmu Komunikasi UMY berinisial SMQ (18) ditemukan meninggal bunuh diri akibat jatuh dari lantai 4 gedung Unires. Peristiwa ini meninggalkan duka mendalam bagi berbagai pihak salah satunya penghuni asrama.

Merespons peristiwa tersebut, LPKA UMY memberikan pendampingan psikologis yang telah berlangsung pertama kali pada Selasa (3/10). Kepala Divisi Konseling dan Kesejahteraan Mahasiswa UMY, Muhammad Arif Rizqi, S.Psi., M.Psi., menyampaikan bahwa proses pendampingan tersebut diberikan kepada 150 penghuni Unires dan dibagi dalam 2 kategori yaitu ring 1 dan ring 2.

"Ada dua kategori, yang kami sebut ring 1 dan ring 2. Ring 1 yang memang terdampak cukup signifikan, yaitu teman sekamar, satu lorong dan satu jamaah dengan korban. Kemudian ring 2 yang memang mereka mengetahui tapi masih dalam kondisi yang belum terlalu terdampak, tapi tetap kami berikan pendampingan, " terang Arif, dikutip dari laman resmi UMY, Jumat (6/10/2023).

Adapun pada pelaksanaan pendampingan mendahulukan kategori yang lebih prioritas yaitu ring 1 karena memiliki hubungan yang cukup dekat dengan korban sehingga dianggap mengalami gangguan emosional cukup berat.

Pendampingan pada kategori ring 1 terbagi lagi menjadi 2 kelompok yaitu ring 1a dan 1b. Masing-masing kelompok diberikan dukungan emosional menggunakan metode group therapy.

"Setelah itu dilanjutkan dengan memberikan pendampingan psikologis kepada kelompok ring 2 dengan memberikan motivasi, mengajak mereka agar lebih berfokus, kemudian kami ajarkan juga teknik stabilisasi emosi dengan relaksasi pernafasan, " jelas Arif.

Menurut Arif, penghuni Unires sangat membutuhkan pendampingan ini. Hal tersebut ditunjukkan dengan sikap beberapa penghuni yang membutuhkan physical touching. Mahasiswi dampingan juga akhirnya terbuka untuk bercerita kepada konselor.

Pendampingan ini diharapkan dapat terus berlanjut melalui pendamping senior serta asisten pendamping senior. Maka dari itu, LPKA UMY melakukan evaluasi dan menyusun program pendampingan lanjutan.

Konselor sebaya juga akan dilibatkan dalam pendampingan ini. LPKA UMY menyediakan upaya preventif dengan melakukan screening psikologis secara menyeluruh dan mendetail untuk seluruh mahasiswa baik yang tinggal di Unires maupun yang berkuliah di UMY.

Arif mendorong mahasiswa untuk lebih terbuka dan sadar terhadap kondisi diri sendiri maupun teman-temannya. Ia juga mengimbau kepada mahasiswa untuk memanfaatkan layanan konseling UMY.

"Mudah-mudahan semua pihak bisa menyikapi kejadian ini dengan bijak berkomentar, dan memberikan respons, karena semangat kita dengan kejadian ini adalah semangat untuk bersatu. Bukan semangat untuk mencari siapa yang salah, bukan semangat untuk saling memojokkan, tapi dengan ayo bareng-bareng. Dengan kejadian ini kita bisa semakin bersatu," pungkas Arif.


Artikel ini ditulis oleh Galardialga Kustanto peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(apl/ahr)

Hide Ads