UMY Dampingi Penghuni Asrama Putri Usai Mahasiswi Lompat dari Lantai 4

UMY Dampingi Penghuni Asrama Putri Usai Mahasiswi Lompat dari Lantai 4

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Rabu, 04 Okt 2023 20:55 WIB
Suasana pendampingan psikologis terhadap penghuni University Residence (Unires) atau asrama putri UMY usai peristiwa mahasiswi bunuh diri.. Foto diunggah Rabu (4/10/2023).
Suasana pendampingan psikologis terhadap penghuni University Residence (Unires) atau asrama putri UMY usai peristiwa mahasiswi bunuh diri. Foto diunggah Rabu (4/10/2023). Foto: dok. UMY
Bantul -

Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memberikan pendampingan kepada para penghuni University Residence (Unires) atau asrama putri UMY.

Pendampingan dilakukan usai peristiwa seorang mahasiswi bunuh diri dengan melompat dari lantai 4 di tempat tersebut, beberapa hari lalu.

Kepala Divisi Konseling dan Kesejahteraan Mahasiswa UMY, Muhammad Arif Rizqi mengatakan, bahwa LPKA UMY telah merespons dan mengambil langkah-langkah tanggap darurat terkait kejadian yang terjadi hari Senin (2/10) itu. Langkah tersebut adalah memberikan pendampingan psikologi bagi mahasiswi dan pendamping Unires putri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pendampingan psikologis tersebut, kata Arif, pertama kali berlangsung pada Selasa (3/9) malam. Pendampingan itu melalui pemetaan terlebih dahulu mana penghuni Unires yang menjadi prioritas.

"Pendampingan psikologis sudah dilakukan kepada 150 orang yang tinggal di Unires putri dengan memetakan kategori yang perlu diprioritaskan. Pendampingan tersebut rencananya akan terus dilakukan hingga dua minggu ke depan," kata Arif melalui keterangan tertulis untuk wartawan, Rabu (4/10/2023).

ADVERTISEMENT

Pemetaan itu untuk mengetahui mana kategori yang paling terdampak. Menurutnya, hasil pemetaan itu memunculkan dua ring yakni ring satu dan ring dua.

"Ada dua kategori, yang kami sebut ring 1 dan ring 2. Ring 1 yang memang terdampak cukup signifikan, yaitu teman sekamar, satu lorong dan satu jamaah dengan korban," ujarnya.

"Kemudian ring 2 yang memang mereka mengetahui tapi masih dalam kondisi yang belum terlalu terdampak, tapi tetap kami berikan pendampingan," lanjut Arif.

Menurutnya, pendampingan psikologis tersebut dimulai dari kategori ring 1 yang memang menunjukkan gejala klinis yang cukup berat. Selain itu juga termasuk para pendamping asrama yang beberapa di antaranya terdampak secara emosional karena mengenal dan mendampingi korban selama proses di Unires.

"Setelah itu dilanjutkan dengan memberikan pendampingan psikologis kepada kelompok ring 2 dengan memberikan motivasi, mengajak mereka agar lebih berfokus. Kemudian kami ajarkan juga teknik stabilisasi emosi dengan relaksasi pernapasan," ujarnya.

Arif pun mengimbau kepada mahasiswa untuk lebih sadar terhadap kondisinya dan teman-temannya dengan memanfaatkan layanan konseling yang tersedia di UMY. Selain itu, dalam menghadapi situasi ini Arif berharap untuk saling mendukung dan bersatu.

"Mudah-mudahan semua pihak bisa menyikapi kejadian ini dengan bijak berkomentar, dan memberikan respons, karena semangat kita dengan kejadian ini adalah semangat untuk bersatu," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswi tewas usai melompat dari lantai 4 gedung tersebut pada Senin (2/10). Berdasarkan hasil pemeriksaan, mahasiswi itu diduga sengaja mengakhiri hidupnya.




(ahr/rih)

Hide Ads