Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul menyebut saat ini hampir semua wilayah di kabupaten tersebut terdampak kekeringan. Hanya dua dari 18 kapanewon di Gunungkidul yang tidak memiliki masalah dengan ketersediaan air bersih.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Purwono mengatakan, jumlah Kapanewon di Gunungkidul mencapai 18. Menurutnya, dari jumlah tersebut sebagian besar sudah terdampak kekeringan.
"Dari data yang masuk ada 16 Kapanewon yang sudah terdampak kekeringan. Jadi hanya dua kapanewon yang belum terdampak," kata Purwono kepada wartawan, Selasa (19/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua kapanewon itu, kata Purwono, adalah Kapanewon Wonosari dan Kapanewon Playen. Menurutnya, kedua kapanewon itu tidak terdampak kekeringan karena terbantu lancarnya pasokan air.
"Kalau dua kapanewon itu tidak terdampak kekeringan karena PDAM lancar," ucapnya.
Di sisi lain, tidak semua wilayah terdampak kekeringan membutuhkan bantuan air bersih. Sebab, sudah ada PDAM di daerah tersebut.
"Jadi hanya daerah yang berada di dataran tinggi yang memang sulit diakses (PDAM)," katanya.
Hingga saat ini, menurut Purwono, baru ada 17 kalurahan di 9 kapanewon yang mengajukan bantuan dropping air bersih ke BPBD. Di sisi lain BPBD sudah mengalokasikan 1.060 tangki air bersih untuk dropping air bersih tahun ini.
"Dan saat ini yang disalurkan baru sekitar 265 tangki," ujarnya.
Semua itu karena setiap kapanewon mengalokasikan anggaran untuk dropping air bersih dengan total 3.148 tangki air bersih. Sehingga untuk dropping air bersih di Gunungkidul sebetulnya tidak ada masalah.
"Jadi memang untuk droping air anggarannya masih aman. Karena perkirakannya puncak kemarau itu bulan Agustus-September, tapi bulan Oktober pekerjaannya masih kemarau," katanya.
(ahr/ams)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu