Senja melatari jajaran bangunan kuno yang estetik. Sejumlah keluarga bercengkerama di taman. Beberapa muda-mudi berbincang akrab menikmati nuansa atau sekadar berburu foto-foto autentik.
Ada juga yang berkeliling naik sepeda, becak, atau kendaraan listrik antik. Begitulah suasana di kawasan Eropa Kota Lama Surabaya, di awal November jelang Hari Pahlawan.
Kota Lama yang dianggap sebagian orang mustahil bisa ramai, kini telah memperlihatkan kejayaannya. Bangunan lawas estetik, penataan bagus, dan view cantiknya langit senja saat sore menjadi daya tarik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada beberapa spot foto menarik dan estetik di kawasan Eropa Kota Lama. Di antaranaya di Gedung Internatio, Gedung Cerutu, trotoar Jalan Rajawali, sepanjang Jalan Glatik, serta Jalan Mliwis, hingga Jembatan Merah
Masyarakat yang tak henti berdatangan juga bisa menyewa baju adat Jawa hingga Eropa untuk berfoto. Lalu dapat menyewa sepeda angin klasik, jasa mobil listrik toerwagen klasik, becak, hingga Jeep tour.
Kawasan Kota Lama terdiri dari kawasan Eropa, Pecinan, dan Arab yang mencakup area seluas 128 hektare ini mewarisi toleransi keberagaman masyarakat Surabaya dan kental nuansa Jawa, Madura, Cina, dan Arab. Kota Lama juga memiliki catatan sejarah, seperti peristiwa baku tembak di Gedung Internatio di kawasan Jembatan Merah pada 30 Oktober 1945 dan menewaskan Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby.
Zona Eropa menjadi pusat dengan gedung-gedung bersejarah seperti Gedung Cerutu, Hotel Arcadia, PTPN XI-XII, dan De Javasche Bank. Zona Pecinan berpusat di Kya-Kya Kembang Jepun. Zona Arab dan Melayu masih dalam pengembangan di kawasan Pabean Cantikan dan Ampel.
Wisata baru ini merupakan upaya, komitmen, dan optimisme Pemkot Surabaya dalam pembangunan Kota Lama. Hasilnya, sebelum diresmikan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada Rabu, 3 Juli 2024, wisata Kota Lama sudah viral dan ramai dikunjungi masyarakat.
Pemkot Surabaya berhasil menyulap Kota Lama menjadi destinasi sejarah arsitektur kuno yang sarat nilai sejarah, keberagaman, dan toleransi antar warga. Banyak tatanan diubah lebih apik, seperti Taman Jayengrono menjadi open space ditambah mobil sejarah Jenderal Mallaby yang dibakar oleh arek-arek Suroboyo.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Surabaya Irvan Wahyudrajad mengatakan pihaknya membuat berbagai inovasi agar tempat wisata, khususnya Tunjungan Romansa dan Kota Lama tetap eksis.
Menurutnya, setiap perencanaan yang disusun oleh Pemkot Surabaya harus melibatkan peran serta berbagai lapisan masyarakat. Termasuk akademisi dan komunitas lokal dengan banyak membuka ruang diskusi, sehingga suatu perencanaan yang disusun akan lebih matang dan dapat diimplementasikan.
"Tentunya suatu perencanaan yang disusun pada masa kini syarat akan pemanfaatan aspek teknologi dan digitalisasi. Prinsip-prinsip itu kedepan yang akan diterapkan oleh Pemerintah Kota Surabaya," kata Irvan kepada detikJatim, Jumat (8/11/2024).
Pada pengembangan infrastruktur, Bappedalitbang melakukan penataan tanaman, penerangan jalan umum (PJU), pedestrian, dan pengecatan gedung tua. Kemudian pembangunan toile, penataan parkir dan pengembangan enam titik strategis termasuk Koridor Rajawali, Taman Sejarah, dan Heritage Trail.
Lalu melakukan inovasi atraksi, seperti menyediakan paket wisata kostum Belanda, pengadaan transportasi becak listrik, sepeda listrik, dan mobil Jeep kuno. Ada pula pengadaan perahu wisata di Kalimas, dan penyelenggaraan teatrikal peristiwa sejarah.
Strategi keberlanjutan yang dilakukan, terdapat program lingkungan. Seperti pembersihan Kalimas melibatkan berbagai dinas dan BUMN. Kemudian melakuka pengelolaan sampah di jalur Kalimati dan Kalimalang, serta penataan ruang terbuka hijau.
Pengembangan ekonomi juga dilakukan dengan memberdayakan UMKM lokal untuk meningkatkan perekonomian kawasan. Target peningkatan pendapatan dari pajak hotel, hiburan, restoran, dan parkir. Serta integrasi dengan kegiatan modern untuk menarik generasi muda
"Pengembangan area UMKM di Jalan Mliwis dan Glatik. Rencana pengembangan area Kopi Nusantara di Jalan Karet, dan integrasi wisata kuliner dengan konsep street food," jelasnya.
Tunjungan Romansa
Kota Lama merupakan bagian pengembangan wisata di Kota Surabaya setelah sukses membuat Tunjungan Romansa hidup dan menjadi jujukan masyarakat. Sejak awal Tunjungan Romansa dibuka tahun 2021 hingga kini tak pernah surut pengunjung, inovasi pengembangan kawasan pun dilakukan untuk mempertahanka keramaian.
Jalan Tunjungan yang disebut mustahil bisa jaya dan ramai kembali, kini telah memperlihatkan kejayaannya. Suara gelak tawa, obrolan, menawarkan dagangan, hingga kendaraan saling bersahutan terdengar jelas.
![]() |
Resto, coffee shop, pedagang UMKM, penjual bunga, jasa foto hingga penampilan kesenian tak pernah sepi dari kerumunan orang. Tempat parkir pun selalu penuh, apalagi weekend dan malam menjadi pusat berkumpul.
Siapa sangka jalan yang bertahun-tahun sepi dari hiruk pikuk keramaian, kini menjadi pemikat Surabaya. Bahkan warga Tunjungan saja tak menyangka bakal ketiban rezeki dengan berjualan street food bermodal gerobak gratis oleh pemerintah.
"Sempat nggak kepikiran bakal seramai ini. Sebagai warga Jalan Tunjungan sangat senang, karena ikut terkena dampaknya. Di sini selalu ramai, jualan saya sehari kalau weekend bisa sampai Rp 1 juta, hari biasa Rp 300 ribu, itu sudah sangat membantu," kata Nurul Hikmiah (30) salah satu pedagang UMKM di Jalan Genteng Besar.
Eri Cahyadi menceritakan, kalimat mustahil menghidupkan kembali kejayaan Jalan Tunjungan sudah menjadi santapannya sehari-hari. Namun dia tak menelan perkataan itu, justru membakar semangatnya membuktikan jalan yang memiliki banyak bangunan lawas tersebut dapat ramai.
Perkataannya pun benar-benar dibuktikan dan pada Minggu, 21 November 2021 saat pandemi COVID-19 silam, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meramaikan kembali dengan nama baru, yaitu 'Tunjungan Romansa'. Kini, kesunyian hilang dan disambut riang gembira serta candu ingin selalu datang.
"Ada yang mengatakan nggak mungkin berhasil karena sudah puluhan tahun tidak bisa hidup. Sekarang, orang akan merasakan Surabaya ada di Tunjungan Romansa, penampilan kesenian, tempat makan dan kafe. Jadi orang merasa enjoy ketika berjalan di Jalan Tunjungan dan suasananya kita ubah dan ternyata tambah ramai. Ini yang saya buktikan, bahwa kita ini tidak bisa menyerah dalam sebuah keadaan yang hanya sesaat tidak bisa dan tidak bisa, tetapi kita bisa," cerita Eri.
Sejak tahun 2022 hingga 2024, Bappedalitbang melakuka penataan kawasan dengan revitalisasi dan perbaikan koridor di sepanjang Jalan Tunjungan untuk menciptakan area yang lebih tertata. Kemudian pemugaran dan perawatan 12 bangunan cagar budaya yang menjadi objek wisata heritage, serta penamban elemen estetika seperti mural untuk mempercantik kawasan.
Inovasi lainnya, Pemkot Surabaya menyediakan program kesenian di Tunjungan Romansa dengan pertunjukkan seni dan budaya secara rutin saat malam. Lalu menyediakan ruang ekspresi untuk seniman di sepanjang jalan, serta pengadaan festival seperti "Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan".
Strategi keberlanjutan lainnya, yakni mempertahankan kejayaan dengan melakukan promosi dan branding Tunjungan Romansa untuk menarik wisatawan. Promosi juga dilakukan oleh wali kota kepada tamu dari luar kota maupun luar negeri. Integrasi konsep modern menjual nilai heritage juga dilakukan guna daya tarik pelancong.
"Adapun aspek-aspek yang terus di monitor dan dievaluasi agar kawasan wisata tersebut tetap memiliki daya tarik yang kuat. Seperti estetika dan kualitas lingkungan, atraksi dan aktivitas wisata termasuk kualitas produk di lokasi wisata, serta kegiatan branding dan pemasaran," urainya.
Wira Wiri
Semua tempat wisata yang dibangun dan dikembangkan akan tetap terasa kurang bila tidak dilengkapi transportasi umum. Khususnya transportasi yang menghubungkan semua titik wisata.
Pada Kamis 2 Maret 2023 transportasi feeder bernama Wira Wiri Suroboyo hadir menjadi salah satu solusi. Kini sudah ada 174 feeder di 23 koridor, warga atau pelancong yang ingin berwisata atau bepergian ke suatu tempat lebih mudah.
Selain feeder Wira Wiri, juga ada Suroboyo Bus dan bus listrik. Pengguna dapat memilik transportasi umum yang dengan tarif Rp 5.000 untuk penumpang umum dan Rp 2.500 khusus pelajar dan mahasiswa. Tarif tersebut berlaku untuk 2 jam perjalanan.
"Untuk menghidupkan itu semua saya ingat bagaimana orang bisa mudah menuju ke sana, sehingga kami munculkan Wira Wiri Surabaya, nanti terkoneksi dari Jalan Tunjungan ke Kota Lama dan dilewati dari segala jurusan. Transportasi inilah yang menggerakkan kita bagaimana mengkoneksikan satu tempat ke tempat yang lain," ujar Eri.
Wisatawan Meningkat
Mimpi meramaikan Kota Surabaya ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan. Pada pertengahan tahun ini, angka pelancong mampu menyalip tahun sebelumnya.
![]() |
Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga, serta Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya Hidayat Syah mengatakan hingga pertengahan tahun ini sudah ada belasan juta wisatawan. Ada dua lokasi dengan pengunjung terbanyak.
"12 juta wisatawan, karena banyak dari tamu hotel juga, jumlahnya meningkat jauh. Mereka rata-rata ke Tunjungan Romansa dan Kota Lama. Tahun lalu sampai Desember 2023 ada 11 juta. Sekarang sampai akhir Juni saja sudah 12 juta. Target tahun 2024 ini 13 juta dan sampai akhir tahun lebih dari target," tutup Hidayat.