40 Hari Tragedi Kanjuruhan, Jangan Sampai 135 Nyawa Suporter Tinggal Memori

Muhammad Aminudin - detikJatim
Kamis, 10 Nov 2022 15:09 WIB
Saat tragedi Kanjuruhan terjadi pada 1 Oktober 2022/Foto: DW (News)
Malang -

Tragedi Kanjuruhan di malam 1 Oktober 2022 adalah cerita kelam tidak hanya bagi para korban, tapi juga bagi Aremania, Arema FC serta bagi masyarakat Indonesia. Ada 135 nyawa melayang. Orang tua ditinggal putra-putri mereka selamanya, dan sebaliknya anak-anak ditinggal orang tuanya.

Duka itu benar-benar menyayat hati hingga sangat sulit untuk dilupakan meski tragedi itu telah berlalu selama 40 hari. Karena tidak hanya mereka yang ditinggal korban yang telah tiada, tapi juga mereka yang masih harus menderita dampak dari tragedi kemanusiaan tersebut.

Peringatan 40 hari tragedi memilukan itu dilakukan dengan berbagai cara. Dari doa dan tahlil bersama, seragam memakai baju serba hitam, mengibarkan bendera setengah tiang, hingga aksi unik warga dengan berjalan mundur dari Kota Malang ke Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang.

s soccer match stampede in front of gate 13 the Kanjuruhan Stadium in Malang, Indonesia, Tuesday, Oct. 4, 2022. Indonesian police said Tuesday that the gates at the soccer stadium where police fired tear gas and set off a deadly crush were too small and could only accommodate two at a time when hundreds were trying to escape. (AP Photo/Achmad Ibrahim)" title="Penampakan Pintu 13 Saksi Mencekamnya Tragedi Kanjuruhan" class="p_img_zoomin" />Penampakan Pintu 13 Saksi Mencekamnya Tragedi Kanjuruhan (Foto: AP/Achmad Ibrahim)

Baik Aremania, Arema FC sendiri, Pemkot Malang, hingga kepolisian menggelar peringatan itu untuk menyampaikan duka mendalam yang masih dirasakan. Tapi di luar itu semua, cerita kelam Tragedi Kanjuruhan akan selalu diingat oleh para korban.

Ada beragam cerita korban Tragedi Kanjuruhan yang membuka kisah kelam peristiwa 1 Oktober itu. Berikut sebagian dari kisah para korban Tragedi Kanjuruhan yang dirangkum detikJatim. Semata-mata sebagai upaya menolak lupa bahwa pada hari itu di Stadion Kanjuruhan telah terjadi tragedi kemanusiaan.

Cahayu Nur Dewata (15) salah satu korban Tragedi Kanjuruhan warga Jalan Pulau Galang, Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun, Kota Malang tiba-tiba tidak mengingat apapun ketika sadar dari kondisi koma yang dia alami selama 3 hari. Satu-satunya yang dia ingat adalah kilasan kengerian insiden di stadion.

"Saya koma tiga hari terus sadar dirawat dulu di RSUD sampai akhirnya pulang ke rumah. Tapi waktu itu belum ingat apa-apa. Sampai dua hari baru mulai ingat," ujarnya ketika ditemui detikJatim di rumahnya, Sabtu (15/10/2022).

Cahayu mengaku ingatannya kembali usai didatangai oleh temannya yang berangkat bersamanya saat menonton laga derby Arema FC kontra Persebaya sebelum tragedi terjadi. Temannya itu datang dan menyatakan satu hal, meminta Cahayu mendoakannya.

"Saat itu, saya mulai ingat ketika habis mandi sambil ngeringin rambut, dari jendela temen saya cewek itu muncul dan bilang minta didoain. Saya jawab 'iya' aja," katanya. "Aku nggak paham, terus tanya ke mamaku. 'Ma, mau N njaluk dungakno' (ma tadi N minta didoakan). Akhirnya mama ngasih tau temenku ini sudah meninggal," katanya.



Simak Video "Jika Bukan Kanjuruhan, Dimana Kandang Arema?"


(dpe/iwd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork