Ponsel milik Bawon sore itu berdering. Gadis 18 tahun asal Dusun Panggung Lombok, Desa Candipuro, Lumajang itu ditelepon M Khoiron hendak diajak keluar. Tawaran itu disetujui dan Bawon meminta Khoiron untuk menjemputnya.
Malam pun tiba, Khoiron kemudian memacu motor Yamaha Vega protolan menuju ke rumah Bawon. Saat di tengah perjalanan, ia lalu menghentikan motor yang dikendarainya di sebuah warung di Taman Pasirian.
Di sana, Khoiron rupanya membeli minuman keras (miras) dan saset suplemen untuk dioplos. Minuman ini rencananya akan diminum bersama Bawon saat keluar nantinya. Usai membeli, Ia lalu memacu motornya menjemput Bawon.
Setiba di rumah Bawon, Khoiron lalu menunggu di atas motornya di sekitar musala. Tak lama gadis 18 tahun itu pun menghampiri Khoiron dan selanjutnya berboncengan keluar malam itu.
Motor yang ditumpangi keduanya kemudian tiba di sebuah gubuk di Desa Jarit yang masih masuk Kecamatan Candipuro. Mereka lantas turun dan duduk-duduk di gubuk tersebut sambil menenggak miras yang dibeli sebelumnya.
Di lokasi itu, keduanya minum-minuman keras sambil mengobrol hingga larut malam. Di tengah obrolan itu, Bawon lalu curhat ke pria 19 tahun itu bahwa dirinya baru saja diputus oleh pacarnya.
Sebaliknya, Khoiron juga mengeluhkan kehidupannya yang miskin. Saat mendengar curhatan ini, Bawon lalu menimpali dan mengakui serta membenarkan bahwa hidup Khoiron memang susah.
"Pancen uripmu mulai mbiyen soro (memang hidupmu mulai dari dulu sengsara)," ujar Bawon saat itu kepada Khoiron.
Ucapan Bawon ini rupanya membuat Khoiron tak terima. Keduanya lalu adu mulut. Emosi dan dalam pengaruh minuman keras, Khoiron lalu memiting dan mencekik Bawon dengan lengannya. Belum puas, Khoiron lalu membanting Bawon ke tanah.
(abq/iwd)