Mengenal Mbah Singo Joyo, Sosok yang Babat Alas Kampung Made Surabaya

Urban Legend

Mengenal Mbah Singo Joyo, Sosok yang Babat Alas Kampung Made Surabaya

Jemmi Purwodianto - detikJatim
Kamis, 14 Sep 2023 14:35 WIB
mbah joyo babat alas kampung made
Punden atau petilasan Mbah Singo Joyo di Kampung Made Surabaya (Foto: Jemmi Purwodianto)
Surabaya -

Kampung Made adalah salah satu permukiman yang terletak di Surabaya Barat dan berbatasan langsung dengan Gresik. Terletak di Kecamatan Sambikerep, kelurahan yang memiliki luas 447.334 hektare ini tak bisa lepas dari sosok bernama Mbah Singo Joyo.

Mbah Singo Joyo atau masyarakat sekitar mengenalnya dengan Mbah Joyo yang dipercaya sebagai tokoh babat alas Kampung Made. Salah satu sesepuh Kampung Made, Seniman (90) mengatakan dari cerita tutur atau turun temurun yang ia dengar dari pendahulunya, Kampung Made dulu merupakan rimba belantara. Di hutan inilah, Mbah Joyo tinggal bersama peliharaannya yakni macan (harimau) dan singa.

"Kalau dari cerita mbah-mbah saya dulu, banyak yang nggak tahu Mbah Joyo ini asalnya dari mana. Tapi beliau sudah tinggal ratusan tahun yang lalu di sini (Made) sebelum kolonial. Beliau yang babat alas hutan di Made ini bersama peliharannya macan dan singo," kata Seniman, saat ditemui detikJatim di rumahnya di Made Timur, Kamis (14/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

mbah joyo babat alas kampung madeDua bangunan di petilasan makan Mbah Joyo (Foto: Jemmi Purwodianto)

Seriring berlalunya waktu, lama kelamaan hutan di sekitar rusak karena banyak pohon yang ditebang untuk dijadikan bahan pembuat rumah. Karena kurangnya pepohonan, suasana di sekitarnya menjadi lebih panas dan kurang sejuk. Hal itu membuat macan peliharaan Mbah Joyo pergi. Mbah Joyo sendiri pindah ke bagian selatan untuk bertapa.

"Mbah Joyo ini pindah ke tempat di sisi selatan dan bertapa ditemani singa. Tempat pertapaan itu sekarang dikenal dengan petilasannya dan menjadi punden Mbah Singo Joyo," tambah pria yang akrab disapa Mbah Man ini.

ADVERTISEMENT

Setelah bertapa selama bertahun-tahun bersama dengan singanya, Mbah Joyo mendapati macannya yang sudah gede (besar) pulang.

Sementara itu, Keman (73), juru kunci makam Mbah Joyo mengatakan hal senada. Mbah Joyo bersama dua peliharannya merupakan pembabat alas Desa Made, di mana saat itu Made merupakan hutan belantara.

"Ini petilasannya atau tempat bertapa Mbah Joyo bersama singa. Karena macan Mbah Joyo kembali, maka kita buat patung macan di petilasannya dan singa di pertigaan jalan. Bahkan di gerbang gang masuk ke Made," terang Keman.

Petilasan Mbah Joyo dipercaya merupakan tempat bertapa Mbah Joyo. Petilasan itu diapit pohon beringin besar. Pohon itu kini dibebat oleh kain merah putih. Pada petiilasan itu diberi 2 patung macan sebagai gambaran bahwa macan dulu adalah peliharaan Mbah Joyo. Pantangan di petilasan ini adalah orang yang sedang haid dilarang untuk masuk. Pembangunan petilasan ini diresmikan oleh Wali Kota Surabaya saat itu Tri Rismaharini di tahun 2014.




(sun/iwd)


Hide Ads