Cerita Karomah Mbah Jaelani yang Babat Alas Desa Kajeksan Sidoarjo

Urban Legend

Cerita Karomah Mbah Jaelani yang Babat Alas Desa Kajeksan Sidoarjo

Imam Wahyudiyanta - detikJatim
Kamis, 25 Jul 2024 16:33 WIB
Makam Mbah Jaelani di Desa Kajeksan, Kecamatan Tulangan tak pernah sepi peziarah. Terlebih saat Bulan Ramadhan, banyak yang datang dari berbagai kota.
Jalan menuju ke Makam Mbah Jaelani (Foto: Suparno)
Sidoarjo -

Makam Mbah Jaelani di Desa Kajeksan, Tulangan Sidoarjo, tak pernah sepi dari peziarah. Mbah Jaelani sendiri dipercaya mempunyai karomah.

Soal kesaktian dan kehebatan Mbah Jaelani, sebagian besar hanya cerita dari mulut ke mulut, semacam mitos kekaromahan semasa hidupnya dulu. Namun banyak yang percaya akan karomah Mbah Jaelani.

"Hingga saat ini masih sering terjadi. Seperti contoh ada orang dari Semarang menanyakan di mana rumah Mbah Jaelani. Kemudian saya tanyakan ada keperluan apa. Dia menjawab anaknya sedang sakit, bermimpi diberi minum air Mbah Jaelani," kata Zainul kepada detikJatim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah diantar ke tempat peristirahatan terakhir Mbah Jaelani, orang Semarang tersebut kaget bahkan langsung sujud. Setelah sujud ia mengatakan alhamdulillah semoga sakit anaknya sembuh.

"Kemudian orang tersebut mengambil air yang berada di gentong sebelah makam Mbah Jaelani," tambah Zainul.

ADVERTISEMENT

Selama menjadi juru kunci makam Mbah Jaelani, diakuinya banyak peziarah yang mengambil air dari sumur yang berada di depan makam. Menurut pengakuan para peziarah, itu untuk pengobatan keluarganya yang sedang sakit.

Zainul mengatakan semasa hidupnya Mbah Jaelani mondok di Pondok Pesantren Siwalan Panji Buduran, Sidoarjo. Belum selesai menempuh pendidikan agama, Mbah Jaelani disuruh pulang. Konon, terlihat cahaya karomah memancar di diri Mbah Jaelani.

Konon berdasarkan cerita, Mbah Jaelani saat ngaji selalu tidur namun dia bisa menguasai kitab kuning dan bisa membenarkan bila ada temannya yang salah mengaji.

"Selain itu di masa hidupnya saat malam Jumat Legi dipastikan beliau ini rutin ziarah ke makam Sunan Ampel. Tapi beliau jalan kaki dari Tulangan ke Surabaya tapi waktunya tidak ada satu jam," lanjut Zainul.

Salah satu peziarah, Hamid (53) warga Sidoarjo mengaku mengetahui Makam Mbah Jaelani sejak kecil. Kemudian menginjak remaja, dirinya bersama santri yang lain setiap malam Jumat selalu ke Makam Mbah Jaelani.

"Sejak remaja saya bersama teman santri yang lain sering kunjungi Makam Mbah Jaelani. Saya mendapatkan cerita dari kiai saya, bahwa beliau ini semasa hidupnya memiliki karomah yang luar biasa," kata Hamid.

Hamid juga menjelaskan berdasarkan cerita yang ia dengar, kekaromahan Mbah Jaelani di antaranya bisa menjemur pakaian di pohon bambu yang paling atas. Yakni dengan cara memanggil ujung pohon bambu menggunakan tangan.

"Sebenarnya masih banyak lagi karomahnya beliau semasa hidupnya. Namun saya gak mau menjelaskan, karena ini hanya sebuah cerita. Yang jelas beliau merupakan seorang kiai, yang karomahnya hampir sama dengan para Wali Songo," pungkas Hamid.




(irb/iwd)


Hide Ads