Penutupan TikTok Shop oleh Kemendag membuat omzet perajin tas dan dompet wanita di Mojokerto yang rata-rata Rp 2,5 miliar per bulan, anjlok 80-90%. Kebijakan tersebut seolah mendorong perajin ke dalam jurang.
Imbas penutupan TikTok Shop salah satunya dirasakan Regi Oktaviana (29), perajin tas dan dompet wanita di Prajurit Kulon Gang 9, Kelurahan/Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. ibu anak satu ini merintis bisnis tersebut sejak 2014, yakni dari reseller tas wanita dengan modal hanya Rp 500.000.
Meski usahanya sempat terhantam pandemi COVID-19, Regi kembali bangkit 2021 memanfaatkan social commerce, TikTok Shop. Video promosi pertama yang ia buat ketika itu langsung menuai 1.000 order sekaligus. Sehingga ia menjalin kerja sama dengan lebih banyak konveksi rumahan untuk memenuhi pesanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak bisa dipungkiri, pemasaran dan penjualan melalui TikTok Shop sangat tinggi untuk kelas usaha kecil menengah (UKM). Setiap harinya, Regi mengirim 1.500-4.000 paket kepada konsumen. Setiap paket berisi 3-5 pcs tas atau dompet wanita. Sedangkan harga jual tas dan dompet buatanya Rp 30-100 ribu per pcs.
![]() |
"Omzet penjualan saya bisa Rp 2,5 miliar per bulan. Pengirimannya menyebar seluruh Indonesia," kata Regi kepada wartawan di tempat usahanya, Kamis (5/9/2023).
Omzet segede itu tentu saja tak dinikmati Regi saja. Sebab saat ini ia mempekerjakan 60 karyawan bagian administrasi, packing dan tim kreatif. Belum lagi 35 konveksi yang bekerja sama dengan perusahaannya. Setiap konveksi rumahan tersebut mempunyai 20-60 karyawan.
"Saya suplai bahan dan kontrol kualitas. Desain kadang dari saya pribadi, permintaan konsumen dan masukan konveksi," terangnya.
Oleh sebab itu, kebijakan pemerintah menutup TikTok Shop sangat memukul bisnis Regi. Seperti diketahui, Permendag No 31 Tahun 2023 mengharuskan social commerce itu tutup per 4 Oktober pukul 17.00 WIB. Sehingga tak bisa lagi melayani transaksi jual beli barang maupun jasa.
"TikTok Shop ditutup rasanya seperti didorong ke dalam jurang. Karena 90 persen orderan kami dari TikTok Shop. Penjualan offline hanya 10 persen dari omzet," ungkapnya.
Regi juga mengeluhkan kebijakan TikTok yang baru berkabar ihwal penutupan social commerce mereka 3 Oktober sore. Sebab ia terlanjur menggenjot produksi untuk event 10.10. Tak ayal ia harus memanfaatkan sebaik mungkin sisa waktu berjualan di TikTok Shop kemarin.
Salah satunya dengan membagikan voucher harga grosir untuk pembeli tas dan dompet eceran. Alhasil Regi sukses mendapatkan orderan 4.000 paket dalam satu hari. Sehingga hari ini ia fokus mengirim ribuan paket tersebut. Jika tidak tuntas, order yang sudah ia terima dibatalkan pihak TikTok.
"Mulai hari ini kami harus bisa tetap survive untuk menopang seluruh karyawan dan konveksi. Kami akan meningkatkan jaringan reseller dan berjualan di marketplace yang lain," jelasnya.
Penutupan TikTok Shop tentu saja menyebabkan omzet penjualan tas dan dompet wanita Regi anjlok signifikan. Sebab 90 persen omzetnya dari transaksi via social commerce tersebut. Ia berharap TikTok segera meluncurkan aplikasi commerce baru. Sedangkan kepada pemerintah, ia berharap izin masuk produk impor diperketat untuk melindungi produk dalam negeri.
"Pastinya omzet kami akan turun 80-90 persen. Namun, saya menghindari PHK karyawan. Mungkin mengurangi jam kerja mereka," tandasnya.
(dpe/iwd)