Di hari biasa pesanan besek bambu dikisaran 100 hingga 200 buah, namun sejak dua pekan jelang idul adha pesanan per hari mencapai 1.000 buah.
Salah satu perajin besek bambu Anjani (68) tampak tekun menganyam lembar demi lembar bilah bambu, dalam waktu 10 menit ia mampu membuat satu wadah. Setiap 100 buah wadah ia mendapat upah Rp 12.500.
"100 Besek itu Rp. 12.500 wes, nanti kalau sama tutupnya itu Khan jadi 200 besek itu ya sehari bisa dapat Rp. 25.000 kadang lebih wes." Tutur Anjani.
Tahun ini, pesanan besek meningkat tajam. Rata-rata pemesan akan berasal dari masjid atau komunikasi tertentu yang akan menyelenggarakan kegiatan qurban kolektif.
Besek-besek ini nanti akan digunakan sebagai wadah daging qurban yang kemudian akan dibagikan ke masyarakat. Hampir sebagian besar warga kampung Papring sibuk menganyam bambu untuk besek selama dua pekan jelang lebaran Haji.
"Sudah dari kemarin-kemarin itu bikin terus. Kalau saya sudah tua paling bisa cuma 50 pasang kadang ya lebih. Rame ini pokoknya pesanan," imbuhnya.
Ia bersyukur bisa mendapat berkah idul adha di tahun ini. Dari modal Rp. 80.000 untuk bahan baku bambu, ia bisa membuat sebanyak 200 sampai 250 buah besek.
"Modale Rp 80.000 nanti bisa jadi 200-250 buah," Hitungnya.
Per besek bambu rata-rata di kisaran harga Rp 4.000 sampai Rp 6.000 tergantung besar kecilnya ukuran.
Bukan hanya besek, pesanan tas hantaran dari bambu juga meningkat. Dalam sehari ada sekitar 50 buah tas hantaran yang dikirim ke pelanggan.
(dpe/fat)