Menjelang hari raya Idul Adha, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan ibadah, salah satunya dengan berpuasa di awal bulan Zulhijah. Namun, bagaimana sebenarnya hukum puasa Zulhijah menurut syariat Islam?
Bulan Zulhijah akan segera tiba. Bulan ini termasuk dalam salah satu di antara empat bulan yang dimuliakan Allah SWT atau disebut asyhurul hurum. Keempat bulan ini memiliki keutamaan tersendiri yang tidak dimiliki bulan lainnya.
Sehingga umat islam dianjurkan untuk memanfaatkan momentum tersebut sebagai ikhtiar memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Salah satu ibadah yang dapat dilaksanakan pada bulan Zulhijah adalah puasa. Simak hukum menjalankan puasa di bulan Zulhijah?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hukum Puasa Zulhijah
Puasa di awal bulan Zulhijah merupakan amalan sunah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Mengutip dari laman resmi NU Online, hukum puasa Zulhijah adalah sunah bagi seluruh muslim, baik yang sedang menunaikan ibadah haji maupun yang tidak.
Namun, menurut ulama besar Imam an-Nawawi, terdapat pengecualian pada tanggal 9 Zulhijah atau yang dikenal dengan puasa Arafah. Puasa Arafah disunahkan bagi muslim yang tidak berhaji. Sedangkan, bagi jamaah haji, puasa pada hari tersebut tidak disunahkan.
Bahkan, menurut sebagian ulama, hukumnya makruh karena dikhawatirkan dapat mengurangi kekuatan fisik saat menjalankan wukuf di Padang Arafah. Seperti yang dijelaskan Imam Nawawi sebagai berikut.
وَصَرَّحَ فِي الرَّوْضَةِ بِاسْتِحْبِابِ صَوْمِ الْعَشْرِ غَيْرِ الْعِيْدِ وَلَمْ يَخُصَّهُ بِغَيْرِ الْحَاجِّ فَيُسْتَحَبُّ صَوْمُهُ لِلْحَاجِّ وَغَيْرِهِ إِلَّا يَوْمَ عَرَفَةَ فَلِغَيْرِ الْحَاجِّ
Artinya: Imam Nawawi dalam kitab Raudhah menjelaskan kesunnahan puasa sepuluh hari selain hari raya dan tidak dikhususkan bagi selain yang menunaikan haji, maka sunnah puasa sepuluh hari pertama bagi yang menunaikan haji maupun tidak, kecuali hari Arafah maka khusus untuk yang tidak menunaikan haji, (Syekh Zakariya al-Anshari, Asnal Mathalib, [Beirut: Darul Kutub Ilmiyah, 2013], juz 3, halaman 63)
Pendapat mengenai tidak disunahkannya puasa bagi jemaah haji pada 9 Zulhijah juga diperkuat Syekh Zakariya al-Anshari dalam kitab Asnal Mathalib. Dalam kitab tersebut dijelaskan tidak berpuasa bagi jemaah haji pada hari Arafah lebih utama (afdhal), agar mereka bisa lebih fokus memperbanyak doa dan menjalankan ibadah wukuf dengan khusyuk.
Adapun kesunahan puasa pada 10 hari pertama bulan Zulhijah didasarkan pada hadis riwayat Abu Hurairah. Dalam hadis tersebut disebutkan puasa satu hari di antara sepuluh hari pertama Zulhijah nilainya setara dengan puasa selama satu tahun. Sementara itu, salat malam pada hari-hari tersebut pahalanya seperti salat pada malam Lailatul Qadar.
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبُّ إِلَى اللهِ أَنْ يَتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya: Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar (HR. At-Tirmidzi)
Syekh Mula Ali al-Qari dalam kitab Mirqah al-Mafatih menjelaskan bahwa pahala besar yang disebutkan dalam hadis tentang puasa Zulhijah merujuk pada pahala puasa sunah, bukan puasa wajib seperti di bulan Ramadan. Artinya, keutamaan puasa di 10 hari pertama Zulhijah adalah bentuk tambahan ganjaran bagi mereka yang menjalankannya.
Apakah Puasa Zulhijah Harus Selama 9 Hari?
Mengutip detikHikmah, puasa Zulhijah tidak wajib dilaksanakan selama sembilan hari penuh. Hukum puasa ini sunnah muakkad, yakni ibadah yang sangat dianjurkan, namun tidak bersifat wajib. Jadi, jika seorang muslim berpuasa di awal Zulhijah, namun terputus di tengah jalan karena suatu hal, maka tidak wajib menggantinya di hari lain.
Pendapat ini juga diperkuat hadis yang diriwayatkan dari Aisyah RA, yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW tidak selalu menyempurnakan puasa di hari-hari tersebut, menunjukkan bahwa sifatnya memang tidak wajib. Berikut bunyi hadisnya.
مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- صَائِمًا فِى الْعَشْرِ قَطُّ
Artinya: Aku sama sekali belum pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa pada sepuluh hari (di awal Dzulhijjah). (HR Muslim)
Banyak ulama berpendapat bahwa hadis dari Aisyah RA menegaskan Rasulullah SAW tidak menjalankan puasa penuh selama sembilan hari di bulan Zulhijah. Hadis ini sekaligus menjadi penanda bahwa puasa Zulhijah hukumnya sunah, bukan wajib.
Para ulama juga menyebut Rasulullah SAW khawatir umat Islam kelak akan menganggap puasa Zulhijah sebagai kewajiban, padahal statusnya adalah ibadah sunah yang dianjurkan. Karena itu, muslim dianjurkan menjalankan puasa Zulhijah sesuai kemampuan masing-masing.
Tidak ada beban kewajiban untuk menyempurnakan sembilan hari secara penuh. Hal ini seperti dijelaskan dalam firman Allah SWT pada surah At-Tagabun ayat 16 yang berbunyi sebagai berikut.
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ
Artinya: Bertakwalah kamu kepada Allah sekuat kemampuanmu.
Amalan Lain Bulan Zulhijah
Bulan Zulhijah dikenal sebagai salah satu bulan yang penuh keberkahan dalam Islam, khususnya pada 10 hari pertama. Selain menjalankan puasa sunah Zulhijah muslim juga dianjurkan untuk melakukan berbagai amalan ibadah lain sebagai berikut.
1. Menghidupkan Malam di 10 Hari Pertama Zulhijah
Salah satu amalan yang sangat dianjurkan menghidupkan malam-malam awal Zulhijah dengan ibadah seperti salat malam (qiyamul lail), membaca Al-Qur'an, serta berzikir. Dalam sebuah hadis disebutkan 10 hari pertama Zulhijah merupakan hari-hari yang paling dicintai Allah SWT. Karena itu, muslim dianjurkan memaksimalkan ibadah siang dan malam.
2. Memperbanyak Zikir Tahlil, Tahmid, dan Takbir
Selama 10 hari pertama Zulhijah, memperbanyak zikir seperti tahlil (laa ilaaha illallah), tahmid (alhamdulillah), dan takbir (Allahu akbar) menjadi amalan yang sangat dianjurkan. Zikir adalah bentuk pengingat kepada Allah yang dapat menenangkan hati dan memperkuat keimanan.
3. Memperbanyak Amal Saleh
Segala bentuk amal saleh yang dilakukan di awal Zulhijah bernilai pahala besar. Bentuk amal saleh bisa bersedekah, membantu sesama, membaca Al-Qur'an, menjalin silaturahmi, berbakti kepada orang tua, hingga melakukan perbuatan baik lainnya. Momentum ini menjadi kesempatan emas untuk meningkatkan kualitas ibadah dan memperbaiki akhlak.
(ihc/irb)