Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah. Banyak keistimewaan yang terkandung di hari ini. Salah satunya adalah ibadah Salat Tarawih.
Salat Tarawih adalah salat sunnah yang hanya dilaksanakan saat malam bulan Ramadan. Salat ini bisa dilaksanakan secara berjamaah di masjid ataupun dikerjakan sendiri di rumah. Pelakasanaan rakaat salat Tarawih juga berbeda-beda. Ada yang 11 rakaat (dengan witir) atau ada yang 23 rakaat. Lalu bagaimana hukumnya mengerjakan salat Tarawih jika tidak selalu sama? Terkadang 11 atau 23 rakaat?
Menurut Muhammad Abdul Mughis, hal ini tidak masalah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Boleh boleh saja karena itu sunah," jelasnya.
Menurutnya baik 11, 13 atau 23 rakaat Salat Tarawih yang kita kerjakan sama-sama baik dan insyaallah mendapat pahala dari Allah SWT.
"Bagaimana kita melaksanakan baik yang mana? Semuanya baik baik. Yang delapan juga kebaikan maupun 20 rakaat juga kebaikan," katanya
Namun menurutnya, yang banyak tentu lebih baik yang sedikit meski begitu kembali lagi Ia menekankan kalau melaksanakan Salat Tarawih, berapapun rakaatnya tetap merupakan perbuatan baik.
Baca juga: Hari Ini Puasa ke Berapa? Ini Keutamaannya |
"kalau kita ingin lebih utama tentunya mengerjakan yang paling banyak karena yang banyak itu melebihi dari hitungan sedikit," tambahnya
Namun, menurutnya konsistensi dalam melaksanakan salat tarawih pastinya lebih baik dari pada jumlah rakaat Salat Tarawih yang dikerjakan.
"Kalau misalnya kita ingin istikamah aku kan salat yang lebih baik yang lebih banyak bukan berarti sedikit tidak baik semua baik tapi yang lebih banyak adalah yang lebih baik," Tutupnya.
Artikel ini ditulis dari sejumlah video pendek program Kuliah Ramadhan (Kurma) yang diproduksi detikJatim, ditayangkan khusus di bulan suci Ramadan. Kurma menghadirkan pendakwah yang mengulas seputar puasa dipadu video sketsa. Pada season 3 tahun ini, Kurma kembali mengajak kiai-kiai kampung di Jawa Timur. Saksikan terus 30 episode Kurma hanya di detikJatim
(ihc/iwd)