Puasa Ramadan 1446 Hijriah atau Ramadan 2025 tinggal menghitung hari. Umat muslim biasanya bertanya-tanya kapan salat tarawih pertama dilaksanakan.
Salat tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang amat dianjurkan untuk dilakukan selama bulan Ramadan. Ibadah ini memiliki makna yang sangat penting bagi umat muslim, karena merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan keimanan serta ketaqwaan.
Untuk diketahui, Muhammadiyah menetapkan puasa pertama Ramadan 2025 pada Sabtu (1/3/2025). Sedangkan Kementerian Agama (Kemenag) memprediksi awal puasa Ramadan juga jatuh di hari yang sama. Namun, pemerintah akan mengadakan sidang isbat terlebih dahulu untuk menentukan awal Ramadan 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, simak penjelasan mengenai kapan salat tarawih pertama bulan Ramadhan 2025 dilaksanakan serta serba serbi tarawih berikut ini.
Kapan Tarawih Pertama Dilaksanakan?
Tarawih Pertama Muhammadiyah
Muhammadiyah sudah lebih dulu menentukan awal Ramadhan yang termaktub dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/1.0/E/2025 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal dan Zulhijah 1446 H. Dalam maklumat tersebut tertulis bahwa 1 Ramadhan 1446 H Muhammadiyah jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Dengan begitu, masyarakat Muhammadiyah sudah bisa mengerjakan sholat tarawih pertamanya di bulan Ramadhan pada Jumat (28/2/2025) malam, setelah Magrib.
Tarawih Pertama Pemerintah
Mengenai jadwal tarawih pertama Ramadhan versi pemerintah, keputusannya baru akan dirilis setelah sidang isbat. Sebab, Kemenag menggunakan metode rukyat, yaitu pengamatan langsung terhadap hilal.
Sidang isbat akan digelar pada Sabtu (28/2/2025) setelah Magrib. Dengan begitu, masyarakat bisa mengikuti keputusan pemerintah dan dapat menunggu pengumuman resmi setelah sidang isbat.
Rakaat Salat Tarawih
Dilansir dari Baznas, meskipun pentingnya sholat tarawih diakui secara luas, masih banyak pertanyaan yang muncul mengenai sholat tarawih berapa rakaat.
Hadis riwayat Bukhari menyebutkan, Aisyah Radhiyallahu anhuma ditanya: "Bagaimana shalat Rasul Shallallahu alaihi wa sallam pada bulan Ramadhan?" Dia menjawab, "Beliau tidak pernah menambah -di Ramadhan atau di luarnya- lebih dari 11 rakaat. Beliau shalat empat rakaat, maka jangan ditanya tentang bagusnya dan lamanya. Kemudian beliau shalat 3 rakaat." (HR Bukhari)
Sebagian besar ulama sepakat bahwa jumlah rakaat dalam sholat tarawih adalah delapan rakaat, ditambah shalat witir. Panduan ini didasarkan pada praktik Rasulullah SAW dan para sahabat beliau.
Meskipun demikian, terdapat juga pandangan yang memperbolehkan jumlah rakaat yang lebih dari delapan, bahkan hingga mencapai 20 rakaat, dengan cara membagi sholat tarawih menjadi beberapa sesi.
Penetapan rakaat tarawih sering disesuaikan dengan kebiasaan dan praktik yang berlaku di berbagai komunitas muslim di seluruh dunia. Oleh karena itu, umat muslim disarankan untuk mengikuti ketentuan yang berlaku di masjid atau komunitas tempat mereka beribadah.
(nor/nor)