Demam Berdarah di Malang Tembus 905 Kasus, 10 Pasien Meninggal

Demam Berdarah di Malang Tembus 905 Kasus, 10 Pasien Meninggal

Muhammad Aminudin - detikJatim
Sabtu, 30 Mar 2024 04:30 WIB
Asian Tiger Mosquito.
Ilustrasi nyamuk penyebab penyakit DBD. (Foto: Getty Images/iStockphoto/ruiruito)
Malang -

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Malang meningkat tajam dalam 3 bulan terakhir. Dinas Kesehatan mencatat ada 10 orang meninggal dari total 905 kasus DBD.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Kabid P2P Dinkes) Kabupaten Malang Tri Awignami Astoeti menyebutkan bahwa angka kematian akibat DBD selama 3 bulan pertama 2024 ini bahkan sudah melampaui angka DBD selama setahun pada 2023.

Dia menyatakan bahwa selama 3 bulan pertama 2023 lalu, kasus DBD di Malang menembus angka 1.009 kasus. Namun, dengan angka sebanyak itu, kematian yang disebabkan kasus DBD saat itu sebanyak 9 orang saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Angka kematian tahun 2024 ini melebihi tahun 2023. Padahal ini baru bulan Maret. Kalau dibiarkan berbahaya," kata Tri Awignami kepada wartawan, Jumat (29/3/2024).

Peningkatan kasus di Malang itu, menurut Tri Awignami, berbanding lurus degan tren kasus DBD di Jawa Timur yang juga mengalami peningkatan cukup signifikan.

ADVERTISEMENT

Pada 2023, angka DBD sebanyak 9.401 kasus dengan angka kematian mencapai 191 orang. Sedangkan per 13 Maret tahun 2024 kasus DBD di Jatim mencapai angka 5.665 kasus dengan angka kematian sudah mencapai 45 orang.

"Mengingat tren kasus DBD melonjak 2 kali lipat pada bulan yang sama di tahun 2023, maka perlu adanya penanggulangan baik dari Puskesmas hingga rumah sakit," tegasnya.

Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto mengimbau agar masyarakat turut menjaga lingkungan di tengah dampak cuaca ekstrem untuk mengantisipasi peningkatan kasus DBD di Malang. Salah satunya, dengan cara tidak membuang sampah sembarangan.

"Dengan kondisi cuaca ekstrem seperti saat ini, membuang sampah sembarangan dapat memicu banjir kecil yang membawa sampah, khususnya seperti kaleng plastik, lalu nempel di pagar kita. Dari perilaku itu, dampaknya bisa muncul nyamuk," ujar Didik terpisah.

Didik menyebutkan bahwa jajaran Pemerintah Kabupaten Malang perlu mengedukasi kesadaran masyarakat tentang hal tersebut. Sehingga penyebaran kasus DBD bisa diminimalisir.

"Jadi masyarakat perlu disadarkan, termasuk juga edukasi tentang DBD kepada masyarakat. Tanda-tanda dan ciri-cirinya. Sehingga kalau dilakukan maka potensi penyakit seperti DBD dapat diminimalisir," tegasnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads