10 Warga Blitar Meninggal Akibat Demam Berdarah selama 2024

10 Warga Blitar Meninggal Akibat Demam Berdarah selama 2024

Fima Purwanti - detikJatim
Selasa, 07 Jan 2025 10:00 WIB
Ilustrasi detikX Wabah Demam Berdarah
Ilustrasi wabah demam berdarah (Foto: Edi Wahyono/detikcom)
Blitar -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar mencatat ada 10 pasien yang meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD) sepanjang 2024. Masyarakat diimbau tetap waspada serta meningkatkan pola hidup sehat di lingkungan tempat tinggal.

"Selama periode 2024, untuk pasien demam berdarah dengue (DBD) yang meninggal ada sekitar 10 orang," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kabupaten Blitar, Anggit Ditya Putranto saat dikonfirmasi detikJatim, Selasa (7/1/2025).

Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Blitar, Anggit menyebut, laporan DBD mencapai 1.279 kasus. Itu merupakan jumlah total kasus DBD selama 2024. Sedangkan jumlah pasien DBD yang meninggal ada 10 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau dibanding tahun 2023 tidak ada pasien DBD yang meninggal. Untuk usia pasien DBD menyebar, tapi rata-rata usia anak," terangnya.

Selain itu, Dinkes juga mencatat beberapa kecamatan dengan temuan kasus DBD terbanyak. Seperti di Kecamatan Binangun ada 184 kasus, Kecamatan Sutojayan ada 169 kasus dan di Kecamatan Garum ada 109 kasus DBD.

ADVERTISEMENT

Anggit mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk menekan kasus DBD. Termasuk, melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui kader kesehatan di setiap kelurahan/desa, puskesmas dan sejumlah fasyankes lainnya.

Menurutnya, pola hidup sehat dan bersih perlu dilakukan oleh masyarakat. Termasuk, menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal dari sarang nyamuk, khususnya Aedes aegypti. Sebab, DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk dan dapat berakibat kematian apabila tidak mendapatkan penanganan secara tepat.

"Yang jelas antisipasi yang dapat dilakukan dengan meningkatkan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Ini supaya penyakit berbasis nyamuk dapat diturunkan, baik DBD maupun chikungunya," tutupnya.




(irb/hil)


Hide Ads