Ratusan warga di Tulungagung terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) selama 1,5 bulan terakhir. Empat pasien di antaranya meninggal dunia.
"Januari sampai sekarang (Jumat, 21/2/2025) ada 198 kasus, yang meninggal dunia ada empat, terdiri dari tiga anak dan satu balita," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinkes Tulungagung Desi Lusiana Wardani.
Dari empat korban, dua dari Kecamatan Pakel, satu dari Kecamatan Sumbergempol dan satu anak dari Kecamatan Kedungwaru. Pasien terakhir yang meninggal adalah siswi kelas 5 di SDN 2 Ketanon, Kedungwaru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, secara umum data kasus DBD selama Januari hingga Februari mulai mengalami penurunan. Namun, dengan bertambahnya angka kematian, membuat kasus demam berdarah di Tulungagung memburuk.
"Yang membuat data ini buruk jika dibandingkan data tahun lalu karena kematiannya cukup tinggi. Apalagi kalau dibandingkan 2023, selama satu tahun hanya tiga yang meninggal dunia, 2024 17 orang yang meninggal dunia. Nah, ini kalau dua bulan saja sudah ada empat meninggal, maka berpotensi bertambah," ujarnya.
Untuk menekan angka penyebaran DBD pihaknya melakukan upaya penyelidikan epidemiologi (PE) dan pengasapan atau fogging di sekitar lokasi penularan.
"Dari PE kemarin di sekolah dan tempat tinggal korban di Ketanon ini memang ditemukan jentik atau sumber penularannya. Makanya hari ini dilakukan fogging," jelasnya.
Desi mengakui, pengasapan merupakan upaya paling akhir untuk memberantas demam berdarah. Sedangkan cara paling efektif melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan menutup, menguras dan menghibur (3M) barang yang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk, ditambah dengan memakai anti nyamuk.
"Penanggulangan DBD adalah tugas kuta bersama-sama. Gerakan PSN terbukti paling ampuh, terbukti sebelum lebaran tahun lalu dilakukan PSN massal dan hasilnya angka demam berdarah turun hingga 75 persen," jelasnya.
Dinas Kesehatan Tulungagung mendorong para pemangku kebijakan di masing-masing desa untuk melakukan PSN massal. Hal itu sesuai dengan surat edaran yang dikeluarkan oleh Sekda Tulungagung.
"Surat imbauan dari Pak Sekda sudah keluar, makanya Pak Kades dan para pemangku kebijakan lain mari bersama-sama menggerakkan masyarakat untuk PSN, agar kasus DBD kita terus menurun," imbuhnya.
Data Dinas Kesehatan Tulungagung tren kasus DBD cukup fluktuatif, pada 2023 tercatat 206 kasus dengan tiga korban meninggal. Pada 2024 melonjak menjadi 1.440 kasus dengan 17 korban meninggal dunia. Di awal 2025 periode Januari hingga 21 Februari terdapat 198 kasus dengan empat korban meninggal dunia.
(irb/hil)