Guru Besar Antropologi Unair Beber Faktor Melonjaknya DBD di Indonesia

Guru Besar Antropologi Unair Beber Faktor Melonjaknya DBD di Indonesia

Hilda Rinanda - detikJatim
Kamis, 28 Mar 2024 11:33 WIB
Guru Besar Antropologi Unair Prof Dr Phil Toetik Koesbardiati, DFM, PA(k)
Guru Besar Antropologi Unair Prof Dr Phil Toetik Koesbardiati, DFM, PA(k)/Foto: Dokumen Unair
Surabaya -

Guru Besar Antropologi Universitas Airlangga (Unair) menyoroti lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Lonjakan ini seringkali terjadi khususnya saat musim hujan.

Guru Besar Antropologi Unair Prof Dr Phil Toetik Koesbardiati, DFM, PA(k) mengatakan, kasus KLB DBD ini terjadi akibat berbagai faktor. Salah satunya karena letak geografis Indonesia yang menjadikan negara ini sebagai negara tropis.

Faktor lainnya yang juga memengaruhi adalah perubahan alam, cuaca dan iklim yang berada di luar kendali manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat musim hujan tiba, seringkali banyak genangan air yang menjadi tempat berkembangbiaknya larva nyamuk, misalnya pot bunga, talang air, ban bekas, kaleng, botol, plastik, lubang pohon, pelepah, dan lain-lain. Adanya genangan ini menyebabkan terjadinya peningkatan kepadatan populasi nyamuk penular," jelas Prof Toetik dalam keterangan yang diterima detikJatim, Kamis (28/3/2024).

Lalu bagaimana cara menanggulanginya?

ADVERTISEMENT

Prof Toetik pun membagikan tips untuk menanggulangi DBD di lingkungan tempat tinggal. Upaya penanggulangan itu antara lain adalah melakukan pengurasan bak mandi minimal seminggu sekali.

Prof Toetik juga mengingatkan untuk menjaga kebersihan rumah agar terbebas dari penyakit DBD.

"Kita harus melakukan pengurasan bak mandi dan wadah penampung, minimal seminggu sekali. Hendaknya kita tidak menumpuk atau menggantungkan baju terlalu lama. Selain itu, kita juga bisa menggunakan kasa atau kelambu nyamuk untuk menghindari gigitan," pesan Dosen FISIP Unair ini.

Diketahui, saat ini, penyakit DBD telah menjadi kasus Kejadian Luar Biasa (KLB). KLB adalah suatu kondisi di mana terjadi peningkatan drastis penyakit tertentu secara epidemiologi dalam suatu daerah dan dalam rentang waktu tertentu. Kondisi KLB ini biasanya juga menjadi permulaan munculnya suatu wabah.

Faktor Penyebab Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), per tanggal 1 Maret 2024 lalu, terjadi hampir 160.000 kasus DBD di 213 kabupaten dan kota di Indonesia.

Kemenkes memprediksi, situasi ini masih akan terus berlangsung hingga April mendatang. Melihat situasi KLB DBD yang terjadi saat ini.




(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads