Siklus 5 tahunan Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi di Trenggalek, selama tahun 2024 tembus 1.071 kasus. Bahkan, pada awal 2025 masih ditemukan belasan kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarganya Berencana (Dinkes PPKB) Trenggalek, dr Sunarto, mengatakan kasus DBD pada tahun 2024 naik cukup signifikan jika dibandingkan pada tahun 2023 yang hanya 129 kasus.
"Kenaikan ini sejalan dengan siklus lima tahunan yang juga pernah terjadi pada 2019. Kasus terbanyak tahun 2024 ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Karanganyar dengan 179 kasus, diikuti oleh Puskesmas Karangan dengan 78 kasus, dan Puskesmas Pandean sebanyak 77 kasus," kata Sunarto, Selasa (7/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, berdasarkan pengelompokan usia, pasien DBD 49,45 persen didominasi oleh usia 15-44 tahun, 28,32 persen usia 5-12 tahun, 16,73 persen berusia di atas 44 tahun, 3,93 persen usia 1-4 tahun dan 1,59 persen pasien bayi di bawah usia satu tahun.
"Sebagian besar penderita adalah anak usia sekolah yang mencapai sekitar 460 kasus," jelasnya.
Sementara pada minggu pertama tahun 2025, DBD di Trenggalek masih menjadi kewaspadaan serius, sebab tercatat 15 kasus baru. Kondisi itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan temuan kasus pada periode yang sama di awal 2024 yang hanya 12 kasus.
"Mudah-mudahan pada tahun ini tidak melonjak seperti tahun kemarin. Beberapa upaya sudah dilakukan, pertama yaitu kampanye PSN pemberantasan sarang nyamuk, dengan 3M plus yaitu menguras menutup mengubur, ditambah dengan proses abatisasi. Abatisasi ini dilakukan pada tempat-tempat yang tidak mungkin dikuras," jelas Sunarto.
Selain itu, pihaknya mengaktifkan peran juru pemantau jentik, melakukan advokasi lintas sektor, serta berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan organisasi kemasyarakatan. Dinas juga memastikan ketersediaan obat dan fasilitas kesehatan untuk pasien DBD serta melaksanakan fogging di lokasi-lokasi yang menjadi fokus kasus.
Sementara itu di RSUD dr Soedomo Trenggalek saat jumlah pasien DBD yang menjalani rawat inap mencapai tujuh pasien. Jumlah pasien cenderung lebih menurun jika dibandingkan pada pekan sebelumnya.
"Ada tujuh pasien DBD yang masih kami rawat. Saat datang kondisinya bermacam-macam, karena masuk ke sini beda-beda, ada yang hari pertama sakit, ada yang hari ketiga. Kalau usianya paling kecil 6 bulan," kata dokter spesialis anak RSUD dr Soedomo Trenggalek Dana Sumanti.
Menurutnya saat ini mayoritas pasien telah berangsur-angsur membaik dan tinggal menunggu proses pemulihan. Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap ancaman demam berdarah, serta memperhatikan gejala-gejala yang muncul.
(dpe/iwd)